Enam Makanan Ini Paling Dihindari Ahli Racun AS

Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id - Orang yang tak pernah mengalami keracunan makanan tidak akan pernah mengerti derita dan trauma yang dirasakan korbannya. William Marler, seorang ahli kuliner nasional di AS, memiliki daftar makanan yang selalu ia hindari, dimanapun dan kapanpun.

IHSG Dibayangi Konsolidasi Wajar Jelang Rilis Data Cadangan Devisa
 
Pria yang juga merupakan pengacara spesialis kasus-kasus keamanan pangan, yang telah memiliki pengalaman selama 20 tahun lebih itu telah begitu populer karena keberaniannya menuntut banyak restoran cepat saji raksasa AS, mengenai banyak kasus keamanan pangan.
Kim Soo Hyun dan Ahn Yu Jin Dapat 'Popularity Award' di Baeksang Arts Award 2024
 
Jika Anda ingin terhindar dari keracunan makanan, ada baiknya mengetahui daftar makanan yang paling dihindari Marler, seperti dilansir Food Beast berikut ini.
Semua Orang Bisa Beli Fortuner, Cicilannya Rp3 Jutaan
 
Buah dan sayur yang telah dipotong di pabrik
 
Menurut Marler, semakin banyak makanan yang ditangani dan diolah, semakin tinggi pula risiko makanan tersebut menjadi kotor. Ia mengatakan, kenyamanan mengonsumsi buah dan sayur kemasan yang telah dipotong tidak sebanding dengan risiko yang Anda dapatkan. 
 
Untuk itu, ia menyarankan untuk membeli produk makanan yang belum dicuci dan dipotong, kemudian konsumsi makanan tadi setidaknya selama tiga hingga empat hari setelah dibeli.
 
Telur mentah atau setengah matang
 
Marler mengungkapkan, dirinya menderita trauma karena wabah salmonella yang pernah terjadi di AS pada tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an. 
 
"Saya rasa risiko telur terkontaminasi salmonella sudah lebih rendah saat ini dibandingkan 20 tahun lalu. Namun, saya tetap mengonsumsi telur dalam kondisi matang," kata dia.
 
Tiram dan kerang mentah
 
Keracunan makanan karena konsumsi tiram dan kerang mentah tengah marak terjadi belakangan ini. Marler meyakini, hal tersebut berkaitan dengan suhu air yang semakin hangat akibat pemanasan global. Suhu hangat diketahui mampu meningkatkan perkembangan mikroba. Perlu diketahui bahwa tiram sendiri berperan sebagai 'penyaring' yang mengambil bakteri.
 
Daging setengah matang
 
Setiap menyantap steik, Marler mengaku selalu memesan steik dengan tingkat kematangan, well done atau medium well.
 
"Alasan produk hewani lebih bermasalah dan perlu dimasak hingga benar-benar matang secara merata adalah, bakteri yang ada di permukaan daging dapat tumbuh pula di bagian dalamnya.
 
Susu dan jus kemasan yang tidak dipasteurisasi
 
Marler juga mengatakan, proses pasteurisasi adalah proses penting yang akan memastikan susu atau jus kemasan aman untuk dikonsumsi. Susu dan jus 'mentah' yang belum dipasteurisasi memiliki risiko terkontaminasi bakteri, virus dan parasit yang lebih tinggi.
 
Tauge mentah
 
Di AS, sejak pertengahan tahun 1990-an, lebih dari 30 wabah bakteri, termasuk salmonella dan E.coli telah dikaitkan dengan tauge mentah atau setengah matang. Bahkan, pada tahun 2014 lalu, sebanyak 19 orang dilarikan ke rumah sakit karena mengonsumsi tauge yang telah terkontaminasi salmonella.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya