Tujuh Langkah Membimbing Anak Menjadi Pemimpin

Ilustrasi anak
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Orang tua pasti ingin selalu memberikan yang terbaik bagi buah hatinya. Dan setiap anak memiliki potensi untuk menjadi seorang pemimpin, dengan pengasuhan yang tepat.

Pentingnya Mengamati Tumbuh Kembang Anak Secara Rutin

Namun, ada hal yang tidak disadari orangtua bahwa terkadang tindakan yang dilakukan justru membuat anak tidak bisa tumbuh menjadi seorang pemimpin.

Dr. Tim Elmore, seorang ahli kepemimpinan dan penulis buku Generation iY: Our Last Chance to Save Their Future, mengungkapkan bahwa memanjakan anak justru dapat menggagalkan anak menjadi pemimpin. Tim berbagi mengenai tujuh tindakan orangtua yang menghambat anak-anak tumbuh menjadi pemimpin di kehidupan mereka sendiri dan di dunia kerja, seperti dilansir dari Forbes.

Ini yang Terjadi saat 1.000 Hari Pertama Kehidupan

1. Kita tidak membiarkan anak mengambil risiko

Para psikolog di Eropa menemukan bahwa anak-anak yang tidak pernah bermain di luar rumah atau tidak pernah merasakan jatuh dan terluka, mereka akan sering mengalami fobia ketika dewasa. Anak-anak perlu tahu bagaimana rasanya jatuh agar mereka belajar bahwa itu hal yang biasa.

Cara Temukan Potensi Tersembunyi Anak

Anak-anak remaja juga perlu mengalami putus cinta agar mereka bisa memahami kedewasaan emosi yang dibutuhkan untuk mempertahankan hubungan. Jika orangtua menjauhkan risiko dari kehidupan buah hatinya, akibatnya kita akan mendapati anak yang sangat arogan dan kurang percaya diri dalam pertumbuhannya menjadi seorang pemimpin.

2. Terlalu cepat menolong

Jika kita terlalu cepat turun tangan dan memanjakan buah hati dengan menolongnya, kita telah menghilangkan kesempatan mereka belajar menghadapi kesulitan dan mengatasi masalah sendiri. Pada akhirnya mereka akan terbiasa akan pertolongan orang lain. Hal ini bisa membuat anak-anak kita tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak kompeten.

3. Mudah memberi pujian

Memberikan pujian kepada anak memang perlu dilakukan. Tapi melakukannya terlalu sering dan secara berlebihan akan membuat anak belajar bahwa hanya kedua orangtuanya yang menganggap mereka spesial, sementara orang lain tidak. Ketika kita terlalu mudah memberikan pujian dan mengabaikan prilaku buruk, mereka akan belajar untuk curang, melebih-lebihkan, berbohong, dan menghindari kesulitan.

4. Biarkan berusaha sendiri

Anda tidak bisa selalu menyenangkan buah hati. Rasa kecewa bisa hilang, tapi efek dimanja akan terus melekat pada anak. Biarkan mereka berusaha sendiri mendapatkan yang mereka anggap penting dan butuhkan.

Jangan pukul rata penghargaan untuk keberhasilan satu anak dengan anak-anak Anda yang lain, mereka tidak akan belajar kalau sukses tergantung dari tindakan dan kebaikan yang dilakukan masing-masing orang. Jangan biasakan juga memberikan penghargaan dengan materi, karena anak-anak akan belajar untuk pamrih.

5. Berbagi cara menghadapi masalah

Saat si kecil tumbuh menjadi remaja, mereka mulai ingin mengetahui banyak hal. Dampingi tahap ini dengan berbagi kesalahan-kesalahan masa remaja Anda pada mereka untuk membantu mereka mengambil pilihan yang baik.

Ceritakan bagaimana perasaan Anda ketika menghadapi pengalaman itu, apa yang mendorong Anda melakukan itu, dan apa yang Anda pelajari. Karena kita tidak hanya menjadi pengaruh bagi buah hati kita, tapi kita harus menjadi pengaruh yang terbaik.

6. Jangan buru-buru memberi kebebasan

Anak cerdas bukan berarti mereka siap menghadapi dunia. Hanya karena mereka berbakat, maka mereka bisa mengatasi semuanya sendiri. Bakat hadir dalam satu aspek kehidupan, dan jangan menganggapnya meliputi semua bidang.

Tidak ada panduan kapan seorang anak dapat diberikan kebebasan, namun salah satu cara terbaik adalah dengan mengamati anak-anak lain yang sebaya dengan buah hati Anda. Jika anak lain lebih baik dan dewasa dari anak Anda, sebaiknya tunda memberikan kebebasan kepada anak Anda.

7. Mempraktekan nasihat

Sebagai pemimpin di dalam rumah, Anda bisa memulainya dengan selalu berkata jujur. Perhatikan setiap tindakan dan budi pekerti yang mungkin dilihat orang lain dan juga anak-anak. Tunjukkan apa artinya memberi tanpa pamrih dan penuh suka cita dengan melakukan kegiatan sukarela dan anak-anak juga akan menirunya.

Laporan: Adinda Permatasari

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya