Mengenal Solok Radjo, Kopi Sumatera Barat Bercitarasa Asam

Menikmati aroma kopi khas Indonesia
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id – Indonesia terdaftar sebagai salah satu produsen kopi terbaik di dunia. Salah satunya adalah jenis kopi Solok Radjo.

Kopi asal Solok, Sumatera Barat ini memiliki cita rasa dan karakteristik yang unik.

Gemawan Wahyadhiatmika atau akrab disapa Gerry, pemilik kedai 'Gerilya Coffe and Roastery' menjelaskan, seperti halnya jenis kopi lain, Solok Radjo juga memiliki cita rasa dan karakteristik tersendiri. Kopi jenis ini tidak memiliki tingkat ketebalan rasa yanag terlalu tinggi, sehingga mudah diterima lidah awam sekali pun.

"Dia punya karterisitik lemony, dan spices, agak berasa rempah-rempah," ungkap Gerry saat ditemui di kedai kopinya kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Selain itu, rasa asam yang dimiliki kopi Solok Radjo juga karena terpengaruh dengan jenis varietas tanaman yang ada di sekeliling perkebunan kopi.

"Misalnya saja ada kebun stroberi di dekat situ, pasti akan ada sedikit rasa lebih ke sana (rasa stroberi)," ungkap dia.

Meski demikian, semua tetap kembali pada selera. Ada beberapa orang yang menyukai kopi dengan citarasa sedikit masam, ada juga yang menyukai kopi yang lebih pahit.

Menarik untuk diketahui Solok Radjo sendiri merupakan nama sebuah koperasi kopi di Sumatera Barat. Selain itu, Gerry mengaku bahan baku kopinya di ambil tanpa melalui tengkulak.

Jurus Indonesia Kenalkan Kopi Khas Nusantara di Negeri Dewa-Dewi

"Jadi saya ambil green beannya dari koperasi. Jadi kita pastikan green bean tidak ke tangan tengkulak dulu," ungkap Gerry.

Gerilya Coffe and Roastery milik Gerry memang mengkhususkan diri menjajakan kopi-kopi khas Nusantara seperti, Limau Cirago, Gunung kerinci Argopuro Tlogo, Malabar honey, Bali Kintamani, dan Solok radjo.  

Konser di Indonesia, Shawn Mendes Mau Berburu Kopi Buat Oleh-oleh
Kakao dan Kopi Indonesia.

Kopi Indonesia Rambah Pasar Balkan Eropa

Kopi Indonesia merambah pasar di kawasan Balkan Eropa. Perjanjian ekspor itu bernilai US$1,05 juta (sekitar Rp15 miliar) per tahun.

img_title
VIVA.co.id
11 November 2021