Game 'Pukul Guru Anda!' Tak Cukup Hanya Diblokir

Game Pukul Guru Anda
Sumber :
  • Tangkapan layar Poki

VIVA – Warganet baru saja dihebohkan dengan viralnya permainan (gim) online berjudul ‘Pukul Guru Anda’ yang memuat konten kekerasan. Gim yang berasal dari Belanda itu menempatkan pemain sebagai murid yang melakukan tindakan brutal pada guru di dalam kelas.

Petunjuk permainan di gim itu menuliskan: "Gunakan benda-benda di kelas untuk membunuh guru Anda! Permainan buang stres ini berfitur berton-ton kekerasan yang brutal dan grafis. Tujuannya adalah menggunakan benda biasa menjadi senjata mematikan."  

Berdasarkan pantauan VIVA, Jumat, 2 Februari 2018, gim itu rupanya bisa dimainkan gratis di sebuah situs gim yang tersedia dalam berbagai bahasa, termasuk Bahasa Indonesia . Hingga berita ini diturunkan, Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah melayangkan peringatan agar pengembang gim segera melakukan take down dalam 2x24 jam.

Meski begitu, penyuka fans page Facebook laman itu mencapai 722ribu dengan jumlah pelanggan YouTube sebanyak 362ribu. Psikolog dan pendidik Najelaa Shihab pun angkat bicara mengenai gim tersebut. Saat dihubungi VIVA, ia mengatakan bahwa gim yang menggambarkan pemukulan bahkan pembunuhan pada guru dalam setting sekolah jelas bukan contoh yang baik.

Sikap yang perlu dimiliki bagi setiap pengguna gim, menurut wanita yang akrab disapa Ella itu, adalah membiasakan untuk mencari tahu, baik oleh anak, maupun orangtua dalam aktivitas pengasuhannya. "Ini terutama untuk anak-anak yang belum bisa mengambil keputusan sendiri, bimbingan orangtua untuk cerdas digital sangat essensial," katanya.

Menanggapi reaksi pemerintah yang segera melayangkan peringatan pemblokiran pada situs penyedia gim itu, Ella mengatakan bahwa tindakan yang tepat seharusnya bukan sekadar reaktif memblokir.

"Menurut saya pemblokiran satu games, tidak otomatis membuat semua materi di digital menjadi baik. Memang ini menantang, tapi untungnya sekarang masyarakat sudah terlibat dan ikut aktif mengawasi."

"Tapi pemerintah perlu lebih dari sekadar reaktif, sistem rating dan pendidikan yang sistematis buat orangtua dan anak berbagai usia, harus terus dilakukan," kata Ella.

Bukan untuk Sekolah, Ponsel Dipakai Main Game Online Habiskan Rp9 Juta

Blokir dan sensor yang efektif itu ada di pengguna internet, termasuk pemain gim. Baik anak maupun orangtua harus mampu memilah konten dan informasi yang tidak berdampak buruk karena memuat konten negatif.

Dari sisi penyedia gim, pembuat konten yang bertanggung jawab seharusnya mencantumkan secara detail: ringkasan isi games, batas usia pengguna, dan peringatan adanya konten dewasa atau kekerasan seksual.

Kalah Main Game Online, Pria di Sidoarjo Emosi Lalu Hajar Anak
Seorang gamer perempuan bermain fighthing game.

Gamer Indonesia Diminta Hak Suaranya

Gamer Indonesia diminta gunakan hak suaranya untuk memilih streamer, content creator maupun pro player, baik pria dan wanita, favorit.

img_title
VIVA.co.id
28 Desember 2021