4 Pemicu Anak Stunting, Bumil Punya Peran Besar

Ilustrasi anak
Sumber :
  • flickr

VIVA Lifestyle – Stunting masih menjadi prioritas nasional di bidang kesehatan. Dengan ditetapkannya target nasional untuk menurunkan prevalensi stunting hingga 14 persen di tahun 2024, perlu adanya upaya lebih untuk mencapai target tersebut meskipun penurunan angka stunting menurut hasil Studi Status Gizi Indonesia tahun 2021 telah menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik. 

HKTI Usulkan HPP Gabah Naik Jadi Rp6.757

Hal ini perlu terus ditingkatkan melalui upaya-upaya di mana Pemerintah Kabupaten/Kota termasuk di dalamnya Dinas Kesehatan beserta tenaga kesehatan yang terlibat memiliki peran penting.

Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan prevalensi angka stunting di Sulawesi Utara berada di angka 21,6 persen, dan Kota Tomohon sendiri berada di angka 18,3 persen. 

6 Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Menikmati Secangkir Kopi

Secara nasional, pemerintah menentukan target prevalensi stunting turun ke angka 14 persen pada tahun 2024. Meski terbilang rendah, pemerintah daerah Kota Tomohon terus melakukan upaya terkait penurunan angka stunting terutama melalui Dinas Kesehatan beserta tenaga kesehatan.

Ilustrasi pencegahan stunting

Photo :
  • vstory
Negara Ini Tuduh Iran sebagai Negara Teroris, Kok Bisa?

Sekretaris Daerah Kota Tomohon, Edwin Roring, SE, ME., menyampaikan, pemerintah hadir untuk memfasilitasi dengan skema-skema kegiatan bersama agar kekurangan gizi tidak terjadi lagi. 

“Dengan adanya seminar ini jadi titik tolak ukur ke depan, bagaimana kiat-kiat pemerintah kota Tomohon untuk bisa mencegah terjadinya stunting dan berbagai kebijakan regulasi terus dilakukan secara maksimal oleh berbagai pihak, terutama Dinas Kesehatan," ujar Sekdako Tomohon, dalam Seminar Tatalaksana Cegah Stunting Tenaga Kesehatan dalam Percepatan Penurunan Stunting Melalui Sistem Rujukan Berjenjang di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tomohon, dr. John Denny Lumopa, M.Kes., menyampaikan bahwa Dinas Kesehatan Daerah memiliki peran dalam percepatan penurunan stunting di Kota Tomohon. 

Terdapat beberapa masalah yang menjadi pemicu terjadinya stunting, di antaranya ibu hamil dengan kekurangan energi kronis, berat badan lahir rendah, asupan gizi tidak adekuat, dan sanitasi lingkungan yang buruk, sehingga upaya intervensi berdasarkan determinan masalah stunting di Kota Tomohon,” ujar John.

Ilustrasi stunting

Photo :
  • Direktorat P2PTM Kemenkes

Sementara itu, Satuan Tugas Perlindungan Anak PP. IDAI, Dr. Dr. Rachmat Sentika, Sp.A, MARS., menjelaskan, sistem rujukan pada kasus stunting harus dapat dilaksanakan hingga ke rumah sakit yang akan menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten untuk penanganan masalah gizi yang diakibatkan oleh penyakit atau kondisi tertentu pada bayi secara  komprehensif.

"Perlu sinergitas antara tenaga kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama untuk menemukan risiko stunting,” pungkasnya.

Lebih lanjut ia menegaskan jika dukungan fasilitas layanan kesehatan primer dalam surveilans gizi, deteksi dan penemuan kasus di masyarakat sangat dibutuhkan.

"Setiap level harus mengambil peran aktif, melatih dokter umum dan dokter Puskesmas untuk penanggulangan stunting secara berjenjang dari posyandu, puskesmas, hingga RSUD,” jelasnya.

Dokter Spesialis Anak, dr. Ronald Rompies, Sp. A., pada kesempatan tersebut memaparkan jika pemberian nutrisi pada bayi dan anak terutama dalam 1000 HPK sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Selain itu, deteksi dini weight faltering penting untuk pencegahan stunting.

Gerakan Nasional Indonesia Bebas Stunting 2030

Photo :
  • istimewa

"Ini bisa dilakukan di posyandu, bila tidak ada perbaikan segera rujuk ke puskesmas. Nanti bila ditemukan stunted, dari puskesmas akan langsung memberikan rujukan ke dokter spesialis anak di RSUD,” jelasnya. 

Ronald pun menjelaskan bahwa Intervensi spesifik dengan pemberian nutrisi yang optimal yaitu MPASI dengan kandungan protein hewani (telur, ikan, hati, dan lain-lain) disertai PKGK (susu formula standar) atau PKMK (susu khusus) pada anak yang kekurangan gizi termasuk stunting sudah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan dan Surat Keputusan BPOM. 

"Sinergi antara Dinas Kesehatan dan pemerintahan kabupaten/kota terkait sangat diperlukan untuk intervensi spesifik dalam menurunkan prevalensi stunting," pungkasnya.

Medical Science Director Danone Indonesia, Dr. dr. Ray W. Basrowi, MKK., menyatakan bahwa komitmen Danone Indonesia dalam rangka penurunan angka stunting akan terus dilakukan. Promosi pemberian ASI Eksklusif bagi karyawan, mendukung berbagai macam riset tentang nutrisi pada anak-anak, program edukasi Tenaga Kesehatan Berkelanjutan, serta program pemberdayaan masyarakat dan komunitas.

“Tugas kami di sini adalah mendekatkan sistem pelayanan dan akses dari semua jenis intervensi dan model-model yang telah sukses dilakukan di tempat lain," imbuh Ray.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya