Laporan dari Australia

Emas Rp 1,6 Miliar ini Bisa Patahkan Jempol Kaki

Seorang petugas menunjukkan emas batangan di Sovereign Hill
Sumber :
  • VIVA / Renne

VIVA – "Bapak dan Ibu, karena Anda tamu khusus, maka saya hadirkan presentasi yang khusus juga," begitu kata Jane kepada serombongan kecil pengunjung. Ketika itu dia baru selesai memperagakan cara mengolah emas dari hasil tambang bawah tanah selama 30 menit.

Ini Toilet Termahal, Terbuat dari Emas Padat

Di hadapan puluhan pengunjung, di akhir presentasi, Jane pun sekilas memamerkan sebongkah emas batangan yang cukup menyilaukan mata. Selanjutnya, dia simpan lagi batangan emas itu di dalam peti khusus yang berkaca.

Ketika presentasi selesai dan puluhan pengunjung ke luar ruangan, ternyata dia meminta serombongan kecil untuk tetap duduk, termasuk jurnalis VIVA, yang datang atas undangan Tourism Australia dan Garuda Indonesia. Presentasi belum benar-benar selesai.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Dia lalu meminta asistennya, Shirley, menutup pintu ruangan. "Mari beranjak ke depan...dan silakan pegang batangan emas ini," kata Jane kepada tetamu VIP, sambil mengeluarkan lagi benda yang sangat berharga itu.

Ini tentu tawaran yang tidak bisa ditolak. Apalagi saat Jane menyebut harganya.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

"Harganya di pasaran saat ini 160 ribu dolar Australia," ujarnya. Pengunjung dari Indonesia pun sontak terkesiap, karena bila dikurskan ke rupiah saat ini setara Rp1,6 miliar lebih.

Jane pun mempersilakan pengunjung khusus itu satu per satu memegang emas batangan tersebut sambil berfoto. Tapi dia  memberi peringatan dengan nada cukup serius.

"Hati-hati jangan sampai jatuh. Beratnya 3 kilogram...bisa bikin jempol kaki patah kalau jatuh menimpanya," ujar Jane. Memang cukup berat saat dipegang, harus dengan dua tangan supaya aman.

Emas seperti yang ditunjukkan Jane itu dulunya memang produk andalan Sovereign Hill, yang terletak di pinggir kota Ballarat, yang dapat ditempuh dalam 90 menit berkendara dari Kota Melbourne. Sejak ditemukan tambang emas di Sovereign Hill dan sekitarnya pada 1851, Melbourne dan kota-kota lain di Australia mengalami kemajuam yang pesat. Dari kota antah berantah, sejak era "Demam Emas" di pertengahan abad ke-19, Melbourne kini tergolong kota yang paling makmur di dunia dan juga berstatus kota paling layak huni versi Economist Intelligence Unit.

Kembali ke Sovereign Hill. Setelah seratus tahun lebih emasnya dikeruk, akhirnya tambang itu ditutup pada tahun 1970. Pada 29 November tahun itu juga Sovereign Hill berubah fungsi menjadi museum dan tempat wisata.

Reruntuhan terowongan bawah tanah tambang emas di Sovereign Hill

Lagipula, "Terowongan bawah tanah yang dulunya tambang emas sudah lama banjir. Di kedalaman 30 meter ke bawah sudah tergenang air," kata Peter, yang menjadi pemandu tur terowongan bawah tanah.

Pengunjung pun cuma dibawa ke kedalaman 20 meter dari permukaan tanah, yang merupakan batas aman, dengan trem khusus maksimal 30 penumpang, yang meluncur pelan ke bawah. Tetap saja masuk ke dalamnya pun samgat mencekam, gelap tanpa cahaya sama sekali, dan bagi pengidap claustrophobic pasti bakal gelisah.

Namun, tak sampai lima menit, trem itu sudah sampai ke terowongan yang bercahaya temaram oleh lampu. Suhu di dalam sana tergolong dingin.

Mantan pekerja tambang setempat, Peter pun dengan tangkas menunjukkan lift manual yang dulu digunakan pekerja ke terowongan yang lebih dalam lagi. Dia juga menunjukkan dinding-dinding yang masih menyisakan emas.

Dinding yang menyisakan emas di bekas tambang tua di Sovereign Hill

"Dulu pasti ini kami ambil. Sekarang menjadi penanda bahwa emas memang betul ada di tambang ini," ujarnya.

Di akhir tur bawah tanah itu, pengunjung disajikan tontonan film tiga dimensi mengenai kerasnya perjuangan hidup pekerja tambang, terutama saat bertaruh nyawa di bawah tanah.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya