Keren, Lubang Bekas Tambang Bakal Disulap Jadi Objek Wisata

Objek wisata tambang Sawah Luwung dan lubang Lurah Sapan di Sawahlunto
Sumber :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

VIVA – Menyandang gelar sebagai kota tua dengan moto Kota Wisata Tambang yang Berbudaya, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat hingga saat ini, terus berbenah diri dan meningkatkan kualitas di bidang kepariwisataan. Tujuannya tak lain, untuk membangkitkan gairah pariwisata di Sumatera Barat, dan terutama sekali menarik minat pelancong untuk datang ke Sawahlunto.

DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal

Setelah sukses dengan objek wisata lubang tambang Mbah Suro, kali ini pemerintah setempat bekerjasama dengan PT Bukit Asam Unit Produksi Ombilin, bakal menyulap dua lubang tambang yang sudah tidak lagi produktif sebagai objek wisata baru di Sawahlunto.

Dua objek wisata baru yang akan diberi nama dengan objek wisata tambang Sawah Luwung, dan lubang Lurah Sapan ini diklaim tidak hanya sebagai tempat tujuan destinasi semata. Namun juga akan dijadikan sebagai tempat pendidikan, terutama untuk siswa dan mahasiswa jurusan pertambangan. 

Kasus TPPO Mahasiswa di Jerman, Polri Ajukan Red Notice ke Interpol

Pengembangan Sawah Luwung dan lubang Lurah Sapan menjadi destinasi edukasi ini, tak lain bertujuan agar generasi penerus bangsa dapat lebih memahami, dan mengetahui seluk beluk tentang tambang batu bara, terutama tambang lubang dalam, yang tentu saja memiliki risiko kecelakaan paling tinggi.

Untuk lokasi, Sawah Luwung dan lubang Lurah Sapan ini tak terlalu jauh dari pusat kota Sawahlunto. Kira-kira hanya berjarak tempuh sekitar 20 menit. Tepatnya berada di Desa Rantih, Kecamatan Talawi, Sawahlunto. 

Gandeng IEP, Kemenag Buka Peluang Sinergi dengan Perguruan Tinggi Amerika

Lubang Pendidikan 

PT Bukit Asam Unit Produksi Ombilin (PTBA UPO) meyakini, sebagai destinasi pendidikan, nantinya lubang tambang batu bara Sawah Luwung akan menjadi salah satu tempat pendidikan tambang bawah tanah, serta tempat pelatihan dan berbagi ilmu untuk siswa dan mahasiswa pertambangan. 

Lubang tambang Sawah Luwung ini diklaim memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan lubang tambang lainnya yang sudah ada. Tidak hanya indikator teknis pertambangan yang lengkap secara manual dan mekanis, lubang tambang Sawah Luwung ini juga memiliki kekayaan sejarah akan pertambangan di Indonesia. Hal ini karena pertambangan yang dilakukan di Sawahlunto sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Oleh sebab itu, PTBA UPO menyebutkan jika, lubang tambang pendidikan Sawahluwung dan lubang Lurah Sapan sangat istimewa, dan akan menjadi role model bagi pendidikan serta wisata tambang di Indonesia.

"Nanti akan ada bagian tertentu yang kami aktifkan untuk pariwisata. Tapi yang lebih penting lagi untuk tempat praktik dan pendidikan tambang. Jadi nanti akan ada dua fungsi yakni, wisata dan pendidikan. Untuk pendidikan kita kerjasama dengan politeknik Tambang," kata GM PTBA UPO, Nan Budiman Senin 20 Agustus 2018.

Meski ada opsi sebagai destinasi wisata, Nan menyebutkan bahwa fungsi utama kawasan lubang tambang bekas operasional PTBA akan lebih banyak sebagai area pendidikan. Nantinya, mahasiswa Politeknik Pertambangan Sawahlunto akan melakukan kerja praktik di lokasi tersebut.

Khusus untuk pariwisata lanjut Nan, saat ini masih dalam tahap koordinasi dengan pemerintah Kota Sawahlunto, karena ini menyangkut keamanan para pengunjung. Namun demikian, pihaknya tetap berkomitmen untuk memanfaatkan aset-aset yang ada guna mendukung industri pariwisata di Sawahlunto.

"Saat ini, sudah ada pengunjung yang datang. Namun untuk eksekusi awal itu pada tahun 2019 mendatang. Kami sedang siapkan beberapa penutupan di beberapa tempat untuk mengendalikan gas," katanya.

Sementara itu, Kepala Bagian Perencanaan PTBA UPO, Manap, menyebutkan, jika pemanfaatan lubang pendidikan dan wisata di lubang Sawah Luwung ini nantinya juga akan bekerjasama dengan Balai Diklat Kementerian ESDM dan Pemerintah Kota Sawahlunto. 

Khusus untuk wisata akan ada prosedur khusus sebelum menelusuri objek wisata yang dibangun pada tahun 1980 dengan memiliki tinggi tiga meter dan lebar 4,5 meter tersebut.
 
"Apakah ke depan layak sebagai wisata tambang atau pendidikan, kami akan kerja sama dengan balai diklat," ucap Manap.

Untuk lubang Lurah Sapan lanjut Manap, nantinya akan dikembangkan secara khusus sebagai tempat wisata pendidikan tambang bagi anak-anak. Lubang, yang letaknya paling luar di antara empat lubang tambang lain yang ada di Desa Rantih ini, akan disulap menjadi kawasan yang ramah anak.

Nah, bagi Anda yang penasaran, maka Anda dapat segera datang ke kota Sawahlunto. Banyaknya moda transportasi akan memudahkan Anda mengunjungi lokasi ini. 

Namun, sebelum Anda menelusuri dua objek tambang ini, Anda harus mendapatkan izin resmi dari PTBA UPO. Anda akan diberikan fasilitas keamanan tambang, dan diberikan pengarahan oleh petugas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya