Punya Potensi di Bidang Wisata Kuliner, Menpar Sebut RI Tak Fokus

Ilustrasi kuliner nusantara.
Sumber :
  • VIVA/Rintan Puspitasari

VIVA – Hingga saat ini sektor kuliner masih menjadi penyumbang terbesar pemasukan ekonomi kreatif di Indonesia, disusul dengan fesyen dan kriya.

Bikin Ngiler, Kuliner Legendaris Ini Hadir di Mandalika Lombok

Menurut Menteri Pariwisata, Arief Yahya, pendapatan yang didapatkan dari sektor kuliner mencapai 40 persen. 

"Dari yang dispending itu, 30-40 persen untuk kuliner dan belanja. Sehingga kuliner ini portofolio produk yang sempurna kemudian sustainablenya tinggi, dan ketiga spreadnya besar. 

Rekomendasi Wisata Kuliner di Sentul ala Pedesaan

Namun, industri wisata kuliner Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Menurut Arief Yahya, ada tiga tantangan yang membuat industri kuliner Indonesia sulit berkembang. 

"Indonesia belum memiliki nasional food, kalau Thailand ada Tomyam, Malaysia nasi lemak, Jepang. Kita apa? Karena kita punya terlalu banyak sehingga tidak fokus," ungkap Arief, saat ditemui pada peluncuran Wonderful Indonesia Culinary & Shopping Festival 2018, di kantornya, Selasa 18 September 2018. 

Icip Ayam Bakar SeeJontor, Pedas Sambalnya Bikin Bibir Seksi

Oleh karena itu, ia dan beberapa lembaga terkait memutuskan untuk memajukan lima makanan nasional agar lebih dikenal oleh dunia internasional, yakni Soto, Rendang, Nasi Goreng, Sate, dan Gado-gado. Selain itu, hingga saat ini Indonesia juga belum memiliki destinasi kuliner. 

"Kita tidak memiliki destinasi kuliner, segitu besar potensinya dan spendingnya, tapi Indonesia tidak memiliki destinasi kuliner, padahal saat berwisata yang dicari kan makan apa," kata dia. 

Untuk itulah, ia mendorong Bali, Bandung, dan juga Yogyakarta menjadi tujuan utama untuk destinasi wisata kuliner. Selain itu, saat ini juga masih belum banyak restoran Indonesia yang ada di luar negeri.  (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya