Wisata Monkey Forest Sibaganding Memprihatinkan, Monyet pun Mengemis

Monkey Forest Sibaganding
Sumber :
  • VIVA/Anugrah Andriansyah

VIVA – Destinasi wisata di Danau Toba bukan hanya melulu soal pemandangan danau dengan deretan bukit dan kaldera saja. Di sisi lain banyak destinasi wisata yang berpotensi meningkatkan daya kunjung wisatawan di Danau Toba yang merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Salah satu destinasi yang memiliki potensi meningkatkan pariwisata adalah Monkey Forest di Geosite Sibaganding, Parapat, Kabupaten Simalungun. 

Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia

Monkey Forest merupakan hutan lindung di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun yang dihuni habitat monyet-monyet berjenis kera, beruk, dan siamang. Ada yang menarik dari destinasi ini, untuk memanggil para hewan primata dari dalam hutan, pawang meniupkan terompet khusus yang telah dimodifikasi terbuat dari tanduk kerbau.

Sang pawang, Abdul Rahman Manik  menuturkan Monkey Forest Sibaganding sebetulnya layak dijadikan destinasi menarik di kawasan Danau Toba. 

Motor Delapan Silinder Asal China Siap Meluncur

Namun, kini kondisi destinasi wisata itu kian memprihatinkan alias tidak terkelola dengan baik. Ironisnya, banyak kera dan beruk turun ke jalan meminta makanan dari para pengguna kendaraan bermotor yang melintas dari dan menuju Parapat. Abdul tak menampik jika banyak kera dan beruk meminta belas kasih alias mengemis demi mendapatkan makanan. 

"Di sini monyetnya banyak, tapi makanannya tidak tercukupi. Monyet yang kalah bertarung antar sesama maka turun ke jalan karena tidak kebagian makanan alias mengemis. Karena kurangnya pengunjung dan biasa mereka diberi makan di jalan. Makanya mereka betah di jalan," katanya di Monkey Forest, Sabtu, 9 Februari 2019. 

Netizen Kritik Adab Nagita Slavina Kasih Bekas Makanan dari Gigitannya ke Karyawan RANS

Kurangnya makanan untuk para hewan primata itu bukan saja mengancam keberlangsungan hidup satwa-satwa. Tapi kendaraan bermotor juga terus menghantui keselamatan para kera dan beruk yang turun ke jalan untuk mengemis makanan. 

"Bahayanya mengganggu lalu lintas, mengancam nyawa kera karena bia terlindas kendaraan bermotor. Sering ditangkap orang," ungkap Abdul. 

Sementara itu, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo mengatakan Monkey Forest Sibaganding memiliki potensi wisata bernilai tinggi. Namun, karena buruknya pengelolaan menjadikan Monkey Forest Sibaganding sulit mendatangkan perekonomian yang baik bagi masyarakat sekitar. 

"Kalau dikemas secara baik dan saya lihat sudah ada potensinya jadi kita tidak cari lagi monyetnya karena sudah ada di situ. Kemarin kami sudah bicara dengan mereka dan ada masalah pengelolaan. Padahal nilai potensinya sangat tinggi jadi bagaimana Monkey Forest ini mendatangkan perekonomian yang baik. Artinya buat pengelola atau masyarakat sekitar memberikan manfaat tapi juga buat wisatawan ada atraksi," ucap Arie. 

Monkey Forest Sibaganding masuk dalam rencana destinasi wisata di kawasan Danau Toba yang akan dibenahi. BPODT mengklaim sudah punya beberapa master plan untuk menjadikan Monkey Forest Sibaganding sebagai destinasi yang layak dikunjungi jika berwisata ke Parapat. 

"Monkey Forest kalau dikemas secara  baik bisa jadi atraksi yang bisa kita re-branding. Kami targetkan setiap tahun punya dua atraksi baru atau rebranding dari yang lama. Monkey Forest masuk rencana tahun ini. Kami sudah ada master plan dan itu sudah dianggarkan fisiknya di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," tuturnya. 

Laporan: Anugrah Andriansyah

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya