Tambang Batu Bara Ombilin, Pesona Wisata dan Sejarah di Sawahlunto

Kantor Ombilin Sawahlunto, Sumatera Barat
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Tambang Batu Bara Ombilin (TBBO) Sawahlunto, Sumatera Barat resmi ditetapkan sebagai salah satu situs warisan dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada sesi ke-43 Pertemuan Komite Warisan Dunia di Kota Baku, Azerbaijan, Sabtu, 6 Juli 2019.

Geopark Maros Pangkep, Beranda bagi Keajaiban Geologi dan Budaya di Sulawesi Selatan

Penetapan ini diyakini akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan pariwisata di Sawahlunto dan Sumatera Barat. Kota yang dikenal sebagai kota tambang batu bara pada pemerintahan Hindia Belanda itu terletak 95 kilometer sebelah timur laut kota Padang.

Sempat menjadi kota mati setelah penambangan batu bara dihentikan, Sawahlunto kini berkembang menjadi kota tujuan wisata tua yang multietnik. Sebagai destinasi wisata, kawasan tambang batu bara ini memiliki pesona yang menarik wisatawan karena dikenal sebagai salah satu situs tambang tertua di kawasan Asia Tenggara.

Ngeri, Wanita Ini Digentayangi Jurig Setelah Terima Warisan Rp7 Triliun

Di kawasan tambang juga masih ada sejumlah peninggalan asli, di antaranya terowongan Mbah Soera, perumahan pekerja tambang hingga pabrik kereta api yang bisa dikunjungi. Bangunan, arsitektur peninggalan Belanda dan kombinasi teknologi atau lanskapnya pun menarik karena menggambarkan tahapan penting dalam sejarah manusia.

Tambang Batu Bara Ombilin Sawahlunto

Geopark Ijen, Kawasan Geosite, Biosite Hingga Cultursite yang Diakui UNESCO

Tak cuma itu, di kawasan Sawahlunto juga ada sekitar 109 cagar budaya peninggalan masa lalu yang bisa menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu, tatanan kehidupan masyarakat Kota Sawahlunto yang beragam pun sangat menarik. Meskipun multietnik, namun masyarakatnya mampu hidup berdampingan saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Dan demi mengenalkan kawasan tambang nan unik ini kepada dunia, berbagai strategi telah disiapkan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan bisa melibatkan pihak swasta untuk membuat film di kawasan tersebut. Film, menurutnya, menjadi media terbaik untuk memperkenalkan Sawahlunto kepada seluruh masyarakat Indonesia dan dunia.

"Kita buat film, setting-nya di Sawahlunto. Kita ingat bersama keberhasilan film Laskar Pelangi, film itu menarik banyak perhatian orang untuk datang ke Belitung Timur," katanya di Jakarta, Minggu, 7 Juli 2019.

Dia berharap proyek film bisa digarap pada tahun depan. Dengan demikian, dia optimistis jumlah kunjungan wisatawan ke Sawahlunto akan melonjak tajam.

Tak hanya film, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga akan memperkenalkan situs warisan dunia tersebut dalam buku pelajaran sejarah.

"Dan buku segera harus terbit ya, bahannya kita sudah banyak sekali. Jadi cerita mengenai penetapannya, dan buku foto juga sudah keluar, yang dibuat oleh teman-teman di Sawahlunto," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya