Desa Wisata Matano Iniaku, Ada Danau Tektonik Purba Terdalam di Asia Tenggara

Pesona Desa Wisata Matano Iniaku
Sumber :
  • Istimewa

VIVA LIfestyle – Desa Matano Iniaku, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, masuk ke dalam 50 desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022). Rombongan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyambangi desa tersebut. 

3 Alasan Wajib Dateng ke BaliSpirit Festival 2024, Nikmati Musik Sambil Tenangkan Pikiran

Desa wisata tersebut telah melalui uji standar penilaian tim juri yang terdiri dari tujuh kategori. Yakni 1. Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), 2. Suvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), 3. Homestay, 4. Toilet umum, 5. Digital dan kreatif, 6. Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE), dan 7. Kelembagaan Desa. Scroll untuk simak selengkapnya.

Seharusnya, kunjungan itu dihadiri langsung oleh Menteri Parekraf, Sandiaga Salahuddin Uno. Namun, Mas Menteri, sapaan Sandiaga Uno berhalangan hadir dan diwakili oleh Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf, Indra Ni Tua.

Subak Jatiluwih Bali Masuk Nominasi Desa Wisata Terbaik Dunia Versi UN Tourism

Indra dan rombongan tiba di dermaga Lawa River park kemudian disambut tarian menangkap ikan. Tarian itu bercerita tentang kebiasaan masyarakat Matano dalam menangkap ikan menggunakan peralatan tradisional. Kemudian, rombongan disambut oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman dan Bupati Luwu Timur, Budiman Hakim serta jajaran pemerintahan setempat.

 

Pemkot Gelar Nobar Laga Indonesia vs Irak di Depan Balai Kota Solo, Gibran Ikut?

Rombongan juga berkesempatan berkeliling Lawa River Park melihat aktivitas body tubing, campground, dan beberapa spot selfie. Setelah itu, rombongan menaiki raft menuju dermaga Desa Matano. Setibanya di desa tersebut, rombongan disambut tarian memanen. Lalu, mereka melihat potensi UMKM mulai dari kuliner, fesyen, dan kriya. Kemudian rombongan mendengarkan pemaparan dari pengelola desa wisata.

"Kalau yang saya tahu, industri tambang di sini sudah 54 tahun. Tapi danaunya masih seperti ini. Airnya masih bening. Pengolahannya baik. Ini salah satu kolaborasi antara industri tambang dan industri pariwisata yang sinergis. Biasanya selalu bertentangan. Ini merupakan model pengembangan potensi daerah untuk masyarakat. Tambangnya bermanfaatkan bagi masyarakat juga. Bisa disalurkan ke desa wisata sekitarnya. Jika desa wisatanya berkembang bisa merekrut pekerja warga sekitar. Terjadi hubungan mutualisme,” kata Indra Ni Tua dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.     

Dalam kesempatan tersebut, rombongan juga melihat kolam Mata Air Laa Laa. Mata air ini mengalir ke rumah warga, dan memiliki keunikan yaitu jika berteriak Bura-Bura, maka akan mengeluarkan gelembung air.

Bicara soal potensi wisata, desa tersebut terkenal sebagai danau tektonik purba terdalam di Asia Tenggara dan berada di urutan ke-8 di Dunia. Selain karena bentang alamnya yang khas, Desa Matano juga menjadi bukti sejarah lahirnya peradaban pandai besi. Saat ini, Desa Matano tengah mempersiapkan diri sebagai Geowisata di Indonesia.

Untuk menuju Desa Wisata Matano Iniaku, wisatawan membutuhkan waktu tempuh perjalanan 60 menit dari Ibukota Kabupaten Luwu Timur. Lalu dilanjut dengan perjalanan air selama 60 menit, menyeberangi Danau Matano menggunakan perahu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya