8 Tahun Bergeming, Gunung Merapi Menghentak Lalu Diam

Letusan Gunung Merapi
Sumber :
  • Dok. BNPB

VIVA – Gunung Merapi meletus. Gemuruh terdengar pada Jumat pagi kala asap di kawah gunung mulai naik dan membubung makin tinggi hingga 5500 Kilometer. Aktivitas erupsi mulai terlihat sekitar pukul 07.35 WIB. Sejurus, abu vulkanik menghujani permukiman warga di sekitar Merapi termasuk di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

TNI AL Kirim Kapal Perang Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Masyarakat yang berada di sekitar lereng Merapi mengakui bahwa mereka sempat agak terkejut dengan erupsi Jumat pagi, 11 Mei 2018 meskipun tak memungkiri terdapat tanda-tanda gunung tersebut siap-siap erupsi. Tanda-tandanya yang hanya sebentar antara lain, warga sempat merasakan adanya getaran. Selain itu ada asap hitam yang menjadi awal sebelum asap putih dengan kandungan material halus, gas dan berangsur naik menuju ke langit kemudian tersebarkan di udara.

“Getarannya sampai jendela rumah sedikit bergetar,” kata Wahyu, warga Turi, Sleman yang merasakan dan menyaksikan langsung erupsi tersebut.

Merinding! Jayabaya Ramal Bencana Alam Berupa Banjir dan Gunung Meletus di Mana-mana

Otoritas, Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut bahwa letusan kali ini bersifat freatik. Artinya, erupsi diduga terjadi akibat amblasnya material vulkanik yang berada di kawah gunung.
  
Namun BNPB meminta agar warga tetap tenang dan tidak panik sebab status Merapi masih pada status normal. Belum ada tanda-tanda bakal ada letusan susulan. Hanya, masyarakat dan pendaki diminta segera menjauhi lokasi tersebut hingga radius 5 Kilometer.
 
Pasalnya saat terjadi letusan pada Jumat pagi, lebih dari 100 pendaki disebutkan masih berada di lereng Merapi. Meski menurut tim relawan Barameru Merapi, sebagian pendaki saat mulai erupsi sudah langsung buru-buru
meninggalkan area pendakian dan pos. Bahkan mereka lupa dan tak sempat lagi mengambil kembali kartu identitas atau KTP yang dititipkan di pos sebagai syarat pendaki boleh naik ke Merapi.

“Memang sebagian sudah turun tapi masih banyak yang di atas. Nah yang turun tadi itu buru-buru pulang karena takut,” kata pembina relawan Barameru Merapi, Samsuri.

Top Trending: Ramalan Jayabaya hingga Anggota TNI dan Polri Tewas Diserang KKB Sepanjang 2024

Dia melanjutkan, tim pada Jumat siap naik dan menyusuri area pendakian Merapi untuk memastikan keselamatan dan keamanan para pendaki dan membantu mereka turun dengan cepat apabila memang menemukan kesulitan. Para relawan Barameru langsung dikumpulkan untuk siaga melakukan tugas menyisir warga umum yang berada di radius riskan erupsi freatik.

Bandara Tutup

Tak lama setelah Merapi yang terakhir meletus pada tahun 2010 tersebut mengalami erupsi, Bandara Adisutjipto Yogyakarta mengumumkan penutupan lalu lintas di bandara. Dikhawatirkan, sebaran asap dan debu vulkanik akan mengganggu aktivitas penerbangan.

Adisutjipto ditutup dari penerbangan secara bertahap. Awalnya diumumkan sejak pukul 10.42 WIB hingga pukul 11.20 WIB kemudian penutupan diperpanjang hingga pukul 11.40 WIB. Hingga akhirnya keluar pengumuman terbaru bahwa bandara akan ditutup hingga pukul 16.30 WIB.

Bandara Adisutjipto.
 
Sementara pihak armada penerbangan juga sudah mengumumkan pembatalan seluruh penerbangan dari dan menuju Yogyakarta pada Jumat. Maskapai Garuda misalnya sudah merilis terpaksa membatalkan 14 penerbangan hingga sore harinya. Hal itu dilakukan berdasarkan perpanjangan Notification to Airman (Notam) Nomor B3565/18 terkait penutupan Bandara Adisutjipto.

“Sebelumnya Garuda Indonesia telah membatalkan sebanyak delapan penerbangan. Pesawat GA 253 Denpasar-Yogyakarta, GA 206 Jakarta-Yogyakarta, GA 208 Jakarta-Yogyakarta dan GA664 Balikpapan-Yogyakarta pulang pergi,” kata VP Corporate Secretary PT Garuda Indonesia, Hengki Heriandono, sebagaimana rilis pers yang diterima VIVA.

Seluruh penumpang Garuda Indonesia yang terdampak pembatalan akibat sebaran abu vulkanik akan diberikan pilihan yaitu mengubah jadwal penerbangan, mengalihkan tujuan atau melakukan pengembalian uang pembelian tiket alias refund.
  
Diketahui bahwa hingga petang, hujan abu masih terjadi di wilayah di Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem, Cangkringan, Ngemplak dan sebagian Kecamatan Sleman. 

Pendaki merekam letusan Gunung Merapi

Sepekan Diam Tiba-tiba ‘Muntah’

Petugas pengamat pos pemantauan gunung Merapi di Selo, Boyolali yang bernama Alzwar mengatakan bahwa selama seminggu terakhir, Merapi cenderung tenang dan tak menunjukkan aktivitas apa pun. Hingga akhirnya pada Jumat pagi mulai bergemuruh dan memuntahkan asap dan abu vulkanik. Sementara letusan eksplosif
Merapi menurut dia mirip dengan kejadian letusan terakhir beberapa tahun silam.

“Tadi terjadi letusan eksplosif sekitar pukul 07.43 WIB. Letusan itu seperti tahun 2010 kemarin,” kata Alzwar. 

Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang menilai bahwa situasi masih terpantau dan masyarakat aman menjauhi jarak 3 Kilometer dari puncak gunung. 

Disebutkan bahwa warga di lereng Merapi juga sudah sempat mengungsi kala terjadi letusan freatik. Namun seusai siang, ketika tak lagi terlihat erupsi, sudah ada warga yang kembali ke rumah masing-masing. Tinggal sekitar 100 orang warga yang masih berada di pengungsian di Purwobinangun dan Umbulharjo.

“Memang tadi ada instruksi daerah rawan di area 5 Kilometer dari puncak Merapi dan kemudian 2 Kilometer dari puncak Merapi,” kata Kepala Pelaksana BPBD DI Yogyakarta, Biwara Yuswantana.

Abu vulkanik usai letusan Gunung Merapi

Biwara melanjutkan, letusan freatik sama sekali kali ini tak menyebabkan korban jiwa. Sementara para pendaki disebutkan dalam keadaan selamat. Walau demikian, meskipun abu erupsi freatik dianggap tidak membawa pasir berbahaya namun ketika dihirup akan bisa berisiko bagi kesehatan. Oleh karena itu warga harus menghindari terpapar asap dan abu dengan sedia menggunakan masker sebagai antisipasi.

“Jadi kalau yang kebetulan di luar dan dalam perjalanan bisa minta masker di Puskesmas terdekat dan gratis namun banyak juga relawan yang membagikan masker,” kata dia.

Di lokasi terpisah, Gubernur Jawa Tengah nonaktif, Ganjar Pranowo lebih awal meminta agar koordinasi antara seluruh BPBP di Jawa Tengah dilakukan siaga penuh. Ia meyakini bahwa BPBD sudah siap menghadapi ancaman erupsi apalagi sistem penanggulangan bencana dilakukan secara terkait satu dengan lainnya.

“Kami siapkan masyarakat terdekat satu tempat evakuasinya. Dua, early warning system-nya, yang tiga, manajemen logistiknya. Tentu yang paling penting adalah memberikan kesadaran masyarakat terhadap mitigasi sehingga kalau terjadi kegempaan seperti ini harus lari ke mana, wedhus gembel dan seterusnya,” kata Ganjar Pranowo. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya