Wawancara Khusus

Anas: Saya Tak Yakin Nazar di Luar Negeri

Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Lama puasa bicara mengenai serangkaian tuduhan atas dirinya, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum secara panjang lebar memberi jawaban pada VIVAnews dan tvOne. Anas membantah telah menghindari media massa. Dia, seperti pengakuannya, hanya sekadar menghindari "hiruk-pikuk yang tidak perlu".

Dalam wawancara yang dilakukan di rumahnya di Jalan Teluk Semangka, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis 21 Juli 2011, Anas juga mengeluarkan sejumlah pernyataan mengenai isu Kongres Luar Biasa. Anas menyatakan, mungkin ada satu atau dua kader yang menginginkan itu, namun dia percaya mayoritas tak berharap demikian.

Anas juga mengklarifikasi mengenai heboh kekayaannya. Sebuah mobil Toyota Alphard yang biasa ditumpanginya disebut hanyalah pinjaman dari seorang temannya. Berikut petikan wawancara itu.

Anda terkesan menjauhi media akhir-akhir ini. Benar demikian?

Tentu tidak. Media itu adalah sahabat. Rumusnya tidak boleh dihindari tapi tentu perlu diatur irama agar yang saya sampaikan menjadi tepat, efektif dan berfaidah agar tidak menambah hiruk-pikuk yang tidak perlu.

Soal hiruk-pikuk itu bagaimana Anda melihatnya?

Hiruk-pikuk terjadi saya kira dua-tiga bulan terakhir dan kita bisa menakar sebetulnya, kita bisa menimbang, dari hiruk pikuk itu faidahnya untuk Republik apa, untuk pencerahan publik apa, untuk memberikan informasi yang akurat, jernih, mencerahkan, mencerdaskan masyarakat, apa? Sebetulnya dengan itu kita bisa menakar dan menimbang dengan sungguh-sungguh. Tetapi saya melihatnya itu barangkali sesuatu yang begitu saja terjadi dan ya harus dilewati.

Suasana hiruk-pikuk ini tidak menguntungkan buat Demokrat?

Tak ada partai atau institusi apa pun juga di Republik ini yang happy dan merasa beruntung dengan berita-berita negatif. Tentu setiap berita negatif itu potensial melahirkan defisit, tentu juga bagi Partai Demokrat.

Apakah itu yang menjadi alasan Rapat Koordinasi Nasional sekarang ini?

Rakornas itu agenda berkala tetapi sekarang memang mempunyai nilai plus karena Partai Demokrat sedang mendapatkan ujian dan tantangan yang kami nilai tidak kecil. Nah karena itulah Rakornas kali ini punya nilai urgensi yang tinggi.

Agenda utamanya apa?

Agenda utamanya sebetulnya tiga. Ada tiga spirit yang ingin kami kembangkan dalam Rakornas ini. Pertama, spirit konsolidasi. Konsolidasi ini mutlak bagi Partai Demokrat dan bagi partai-partai apa pun juga karena konsolidasi adalah salah satu modal pokok. Kalau di dalam solid, maka partai akan bisa bekerja maksimal dan bisa memainkan peran eksternal dengan makin baik. Jadi konsolidasi itu wajib dan mutlak, fardhu hukumnya. Itu harus kami tempuh.

Kedua, semangatnya adalah perbaikan. Kenapa? Karena kami menyadari, Partai Demokrat ada kelemahan, ada kekurangan, termasuk dengan adanya sejumlah kecil kader bermasalah secara hukum maupun secara etika. Inilah yang harus kami obati lebih dini. Harus kami antisipasi dengan baik agar tidak berkembang lebih jauh, tidak menular lebih jauh dan partai kemudian tetap teguh memegang panduan etika politik partai dan jati diri partai sebagai partai yang lahir di era Reformasi dengan etika politik bersih, cerdas dan santun.

Ketiga, peningkatan kinerja. Karena kami merasa Partai Demokrat yang sudah mendapatkan amanah dan mandat politik besar dari rakyat dalam Pemilu 2009 lalu itu masih harus makin banyak melahirkan kerja yang faidah dan manfaatnya bisa dirasakan masyarakat baik di tingkat nasional maupun di tingkat lokal, baik oleh kader yang di eksekutif, legislatif, maupun kader-kader yang sehari-hari mengurus dan mengelola partai. Bahkan kader yang bekerja di profesinya masing-masing, semangat itu yang sebetulnya ingin kami suntikkan di dalam Rakornas tahun 2011 ini.

Anda khawatir dengan tingkat soliditas kader dan pengurus pusat dan daerah?

Kalau soliditas, kami yakin Partai Demokrat ini tergolong partai yang solid, partai yang tidak terpecah, tidak terserak, tidak terserpih-serpih. Pasca-Kongres, kami utuh, bersatu dalam kepengurusan.

Kepengurusan Anda merangkul 'musuh', atau kandidat pesaing. Mengapa?

Perspektif politik saya dan perspektif politik yang dikembangkan di Partai Demokrat, tidak ada musuh. Kongres adalah forum kompetisi politik yang legal dan konstitusional karena itu memang harus ada kompetisi. Kalau Kongres tidak ada kompetisi kan tidak menarik, tidak dinamis, dan tidak memberikan pendidikan politik demokrasi. Justru dengan kompetisi itu dinamika pembelajaran politik dan demokrasi berlangsung. Tetapi pasca-Kongres, tentu karena tidak ada musuh, ya kembali utuh bersatu.

Itu ekspektasi Anda sendiri, atau memang kenyataan seperti itu?

Bukan ekspektasi saja. Tentu saya punya ekspektasi seperti itu, tetapi lebih jauh dari itu, itu adalah pendirian politik saya. Itu juga pendirian politik Partai Demokrat. Kalau habis kompetisi, yang kalah dibuang, disingkirkan, tidak diberi tempat, ya itu tidak dewasa, tidak matang, kampungan. Katro-lah. Kira-kira begitu.

Tapi bagaimana Anda bisa buat kepengurusan yang jumlahnya begitu besar hanya untuk mengakomodasi musuh-musuh politik?

Pengurus harian terbatas dan pengurus harian hanya 130-an. Itu sebetulnya bukan ide saya. Itu keputusan Kongres, untuk melakukan restrukturisasi Partai Demokrat. Struktur Partai Demokrat memang menjadi besar dan sifatnya horizontal. Karena agendanya memang seluruh isu penting yang berkembang di bangsa ini harus bisa diantisipasi, dilibati, dan diurus oleh Partai Demokrat sehingga di Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat itu, kepengurusan salah satunya disusun mempertimbangkan kementerian, departemen, badan atau lembaga yang ada sehingga bisa menjadi partner. Jadi itu keputusan Kongres. Memang strukturnya menjadi lebih besar, lebih gemuk, tetapi dengan tugas pokok dan fungsi yang jelas.

Bagaimana Anda menjelaskan soal wacana Kongres Luar Biasa? Presiden SBY bahkan sampai repot menggelar jumpa pers menegaskan tak akan ada KLB, dan meminta media jangan membentur-benturkan kader?

Harus dilihat dan dipahami dalam perspektif proporsional. Pak SBY ketika itu fungsi dan perannya adalah sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Dengan itu tentu beliau pantas menyampaikan sikap dan pernyataan seperti itu. Karena salah satu yang diutamakan adalah kekompakan internal.

Itu menunjukkan fakta kader Demokrat memang terpecah, yang kemudian harus diantisipasi Pak SBY.

Saya lebih melihatnya begini. Kalau partai biasa ada faksi. Tapi kalau di Partai Demokrat, menurut saya tidak ada faksi. Kalau faksi itu konsepnya adalah kelompok yang permanen misalnya partai X yang pembentukannya memang awalnya penggabungan atau fusi dari beberapa partai itu wajar kalau punya faksi. Kalau Partai Demokrat, sebetulnya saya merasakan tidak ada faksi karena yang ada adalah tim-tim ketika Kongres, habis itu ya melebur lagi.

Tanggal 23 Mei lalu Pak SBY memanggil Nazaruddin. Kabarnya Anda juga ada di situ. Apakah benar Pak SBY sangat marah dengan apa yang ditunjukkan oleh Nazar?

Itu adalah rapat Dewan Kehormatan. Pak SBY kan Ketua Dewan Kehormatan. Dewan Kehormatan tentu sebelum mengambil keputusan perlu untuk mendengar langsung 'pembelaan' dari kader yang akan dinilai final dan diputuskan karena itu kemudian yang bersangkutan diberi kesempatan untuk bicara.

Ada Lampu Jalan di Jakarta Bisa Terkoneksi sama Internet

Intinya adalah Dewan Kehormatan akomodatif, ingin agar ada solusi yang baik. Dalam situasi seperti itu disarankan kepada yang bersangkutan untuk daripada diberhentikan lebih baik mengundurkan diri untuk konsentrasi menjalani proses hukum. Tetapi yang bersangkutan punya pandangan yang berbeda. Pandangannya itulah yang saya tidak mengatakan Pak SBY marah, tapi Pak SBY menegaskan sikap sebagai Ketua Dewan Kehormatan. Itu yang menjadi akhirnya disetujui oleh seluruh anggota Dewan Kehormatan.

Saya harus konfirmasi ini, apakah Anda mengimbau Nazaruddin agar ke Singapura?

Itu skenario fitnah yang lain lagi. Saya ingat betul tanggal 24 Mei, hari Selasa dia kirim pesan lewat Blackberry ke saya bahwa dia akan gelar konferensi pers di DPR. Dia katakan bahwa 'saya dizalimi dan saya akan lawan SBY'. Jadi dia mengundang wartawan tanggal 24 itu untuk konferensi pers. Kemudian tanggal 25 Mei dia menyatakan akan hadir di Cikeas. Tanggal 26 saya ke Musda di Gorontalo, pulang ke Jakarta, malamnya saya dapat informasi yang bersangkutan dicekal, dan dapat informasi ternyata tanggal 23 Mei malam dia sudah pergi ke Singapura.

[Nazaruddin tak pernah menggelar jumpa pers pada 24 Mei 2011. Belakangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar melaporkan Nazar telah terbang ke Singapura pada 23 Mei.]

Nazaruddin adalah Bendahara Umum. Dalam struktur kepengurusan, hubungannya sangat dekat dengan Ketua Umum.  Apakah sejak awal Anda mempercayai Nazaruddin?

Kalau putaran waktu boleh dibalik ke belakang tentu ceritanya akan berbeda. Nazaruddin menjadi Bendahara Umum karena didukung oleh para Formatur.

Bukan pilihan Anda sendiri?

Saya tidak menolak memang. Walaupun kalau dikatakan sreg atau tidak sreg, itu sebetulnya bukan sreg.

Kenapa tidak sreg dengan Nazaruddin?

Ada beberapa informasi yang kurang membuat hepi (senang) sebetulnya, tetapi ketika dikonfirmasi kepada yang bersangkutan, yang bersangkutan ini selalu membantah, menyangkal.

Bukankah kemudian ada dokumen yang menunjukkan Anda bekerjasama dengan Nazaruddin, memiliki perusahaan?

Pernah. Betul.

Bagaimana mungkin orang yang Anda ajak kerjasama, Anda tidak sreg?

Pernah bekerjasama, kemudian saya berhenti. Mundur karena saya konsentrasi di politik.

Itu pasti berhenti?

Ya. Jelas.

Anda punya dokumen bukti berhenti?

Pasti dong.

MK Sebut Hakim Arsul Sani Bisa Tangani Sengketa Pileg PPP

Nama Anda sekarang selalu disebut oleh Nazar. Dia menyebut ada sejumlah dana politik saat Kongres.

Saya tidak tahu juga kenapa ada perubahan sikap seperti itu. Saya dapat informasi dari Pak Amir Syamsuddin yang bertugas melakukan pemeriksaan kepada yang bersangkutan. Dalam pemeriksaan itu, yang bersangkutan memang mengatakan memberi uang kepada A, B, C, D, tapi nama saya tidak pernah disebut di dalam pemeriksaan itu. Tetapi perkembangan kemudian yang lain-lain dikoreksi, yang lain tidak pernah disebut, kemudian mengerucut ke saya.

Katanya Anda punya mobil mewah, dan sedang bangun rumah?

Kalau saya renovasi rumah, boleh tidak utang saya kemudian saya bebankan pada yang memberitakan? Mobil mewah? Kan tidak baik kalau saya mengatakan mobil saya Toyota Alphard itu pinjaman dari sahabat. Yang jelas saya tidak miskinlah. Masak Ketua Umum partai miskin? (Anas lalu tergelak).

Itu betul?

Ya, betullah. Tapi kan tidak baik saya katakan misalnya seperti itu. Tapi tidak apa, saya katakan. Anda boleh konfirmasi. Kalau soal itu insya Allah, saya bisa menjaga diri.

Bantahan-bantahan Anda terkait tuduhan Nazaruddin apakah juga akan disosialisasikan di Rakornas?

Tidak. Saya kira para kader sudah mengerti duduk persoalannya. Mereka mengerti siapa Anas. Rakornas jangan diturunkan kelasnya jadi forum klarifikasi. Rakornas itu jadi ajang meneguhkan spirit baru di partai.

Turbulensi ini sampai melibatkan sejumlah orang dekat Anda, para pendukung Anda. Ruhut Sitompul tiba-tiba disibukkan dengan istrinya. Bahkan istri Anda juga disebut-sebut. Bagaimana tanggapan Anda?

Tidak ada kenaikan kelas tanpa ujian. Jadi tergantung perspektif melihat ini. Kami melihatnya sebagai ujian. Kalau lulus, akan memetik hasilnya.

Bagaimana dengan tuduhan terhadap istri Anda?

Sederhana saja, kalau ada pelanggaran, silakan proses ke jalur hukum.

[Istri Anas Athiyyah Laila, disebut-sebut memiliki bisnis. Dia pernah menjadi komisaris di PT Dutasari Citralaras dan mendapat proyek dari perusahaan BUMN.]

Kemelut di Demokrat ini kerap disebut ada unsur eksternal yang terlibat. Apakah Demokrat merasa digerogoti dari luar?

Ini kemelut memang ada konteks internal dan konteks eksternalnya. Dan saya tidak akan menjelaskan apa konteks eksternalnya. Yang penting buat kami, apa yang terjadi di Demokrat ini harus diperbaiki. Itulah gunanya rakornas.

Rakornas ini juga dikhawatirkan akan mengakhiri karir Anda. Bagaimana?

Rakornas ini untuk konsolidasi. Bahwa ada satu atau dua yang berpikir begitu, yang mungkin saja. Tapi saya yakin mayoritas kader Demokrat itu lurus, tidak berpikir melebihi itu.

Hubungan Anda dengan Ketua Dewan Pembina Demokrat?

Secara bahasa gaulnya, baik-baik saja. Dengan Ketua Dewan Pembina, anggota Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, semuanya, baik-baik saja.

Aksi Sopir Pikap Ini Dipuji Warganet, Berani Hadang Dua Bus Lawan Arus

Dalam konteks politik, sekarang Zuhur atau Ashar bagi Anda?

Ini baru Zuhur. Nanti 2013 akhir, waktunya Ashar, menyambut tahun politik. Demokrat harus berhasil di Pemilihan Umum legislatif dan berhasil di Pemilihan Presiden. Jangan sampai sejarah kami patah.

Siapa calon Presidennya?

Itu urusan Majelis Tinggi. Partai Demokrat pasti akan berpikir siapa yang terbaik bagi Indonesia, bukan yang terbaik hanya bagi Partai Demokrat.

Tidak ada kans bagi Anas?

Tergantung Majelis Tinggi. Kalau saya suatu hari ditanya Majelis Tinggi, jawaban saya belum tentu siap. Jadi jangan dipersepsikan Anas itu pasti menyiapkan diri jadi calon Presiden. Jadi presiden itu harus punya kemampuan, keuangan, dan tentu harus punya potongan jadi Presiden.

Proyeksi tiga tahun ke depan?

Cita-cita saya dulu jadi dosen. Karena itu saya kuliah sungguh-sungguh dan lulus cum laude. Lalu dua kali saya tes jadi dosen, saya tidak lulus. Akhirnya saya berpikir, bahwa apa yang saya pikir terbaik untuk saya belum tentu itu yang terbaik buat saya. Saya mengalir saja. Saya jadi Ketua Umum HMI, masuk Tim Tujuh, Tim Sebelas, Ketua Umum Demokrat, mengalir saja. Jadi orang itu jangan kemrungsung. Ingin jadi apa, ya jalankan saja.

[Anas menamatkan sarjana strata 1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga dan S2 dari Universitas Indonesia. Saat ini dia sedang menempuh strata 3 ilmu politik di Universitas Gadjah Mada. Tim Tujuh adalah Tim Revisi Undang-undang Politik tahun 1998. Sementara Tim 11 adalah Tim Seleksi Partai Politik Peserta Pemilu 1999]

Tidak mungkin mengalir jadi Ketua Umum, tentu harus ada gerakan?

Betul bahwa saya harus bikin tim, bertemu ini, itu, melobi, tapi semua itu mengalir saja.

Anda tahu di mana Nazaruddin?

Saya tidak yakin dia di luar negeri. Karena saya baca, ada yang mendengar suara (penjual) iklan roti tertentu saat diwawancara tv kemarin.

Apa pelajaran yang Anda petik dari hiruk-pikuk ini?

Bahwa harus hati-hati memilih teman.

Ada kegelisahan, Gayus Tambunan masih muda sudah korupsi. Nazaruddin juga masih muda. Ini kegagalan generasi muda mengawal Reformasi?

Begini. Kalau soal korupsi itu kan penyakit yang tidak bisa selesai dalam waktu sepuluh tahun misalnya dihapuskan. Tapi kan tren pemberantasan korupsi kita kan sebetulnya makin bagus. Memang belum seperti yang menjadi ekspektasi publik, tapi kita tak bisa menutup mata tren antikorupsi makin bagus dan kesadaran pentingnya gerakan antikorupsi makin tinggi. Tinggal bagaimana ke depan akselerasinya makin nyata termasuk di dunia politik.

Karena itulah menurut saya harus ada perbaikan yang sistemik, misalnya partai harus punya sumber keuangan yang mandiri, makin jelas, dan legal menurut Undang-undang. Misalnya bantuan anggaran negara kepada partai itu baik kalau dipikirkan pada angka yang serius karena negara punya tanggung jawab untuk kemajuan demokrasi, termasuk pada partai. Tentu tidak boleh besar-besar tetapi angka yang makin memadai dan proper itu perlu.

Kedua, sumbangan. Ketentuan sumbangan di dalam Undang-undang kepada partai baik perorangan maupun korporasi itu juga perlu angkanya ditingkatkan lagi menurut saya. Tapi harus terbuka. Misalnya siapa yang memberikan sumbangan ke partai, ada kompensasi pengurangan pajak karena partai kan urusan publik. Dengan begitu fund raising yang legal dan transparan, itu menjadi terdorong dengan cara seperti itu.

Apakah itu salah satu agenda yang akan dibahas di Rakornas?

Tidak.

Anda pernah bilang Rakornas juga menyangkut pendisiplinan. Apakah disiplin keuangan juga termasuk?

Tentu secara internal ya. Itu harus dilakukan partai agar seluruh lalu lintas keuangan partai di semua tingkatan tidak langgar ketentuan hukum maupun etik.

Perselingkuhan antara politisi, pengusaha dan birokrasi ditengarai masih terjadi dengan pemain dominan saat ini ada di partai. Bagaimana penyelesaian masalah ini menurut Anda?

Kalau Demokrat kan sudah punya garis sebetulnya bagaimana pendanaan yang legal, bersih, dan halal. Nazar jangan diidentikkan dengan Demokrat karena faktanya sampai sekarang kas Partai Demokrat itu kosong. Jadi jangan diasosiasikan bahwa apa yang dilakukan dia (Nazar) itu untuk mengisi keranjang atau kas partai. Faktanya kosong kok.

Dengan hiruk-pikuk partai dan kegelisahan yang generasi sekarang rasakan, apa yang bisa dilakukan Demokrat bahwa politik akan lebih baik dan kepemimpinan politisi muda akan tumbuh?

Jangan disimpulkan 2014 kepemimpinan kaum muda. Tapi saya kira, semua partai sekarang sedang berbenah diri karena semua partai merasa bahwa tingkat kepercayaan publik kepada partai kan relatif rendah, relatif loyalitas rendah dan party identity juga rendah. Oleh karena itu partai memang harus berbenah internal.

Kedua, kerja-kerjanya bukan hanya berwajah politik karena partai itu sebetulnya makin kuat kalau kerja-kerjanya di luar tahun-tahun politik dengan kerja nonpolitik, ya kerja sosial, kerja budaya dan lain-lain.

Partai itu sebetulnya institusi yang harus hadir bukan hanya pada peristiwa politik tapi pada peristiwa hidup sehari-hari rakyat. Kalau di daerah pertanian, partai harus hadir di urusan pertanian. Kalau di daerah perkotaan partai harus hadir misalnya urusan kaum miskin perkotaan. Di daerah nelayan juga harus seperti itu. Ada komunitas-komunitas budaya pun partai harus hadir. Kalau partai hadir pada kehidupan sehari di berbagai komunitas itulah sebenarnya politik yang sesungguhnya.(np)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya