Saat Nomor Seluler Lampaui Jumlah Penduduk

Daftar harga pulsa isi ulang
Sumber :
  • VIVAnews/ Tri Saputro

VIVAnews - Dari data terbaru yang dilansir oleh Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), yang dihimpun dari 10 perusahaan telekomunikasi seluler di tanah air, penetrasi seluler di Indonesia terus naik dan kini telah mencapai 110 persen dari jumlah populasi penduduk.

Saat ini, jumlah pelanggan seluler di Indonesia telah mencapai 250 juta pelanggan. Dari jumlah pelanggan tersebut, kontribusi terbesar masih diberikan oleh pelanggan prabayar yang jumlahnya mencapai 95 persen dari seluruh pengguna seluler.

Sebagai gambaran ATSI mencatat, tahun 2005 lalu, jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia baru mencapai 50 juta. Naik dari hanya 220 ribu pengguna di tahun 1995, sebanyak 1,053 juta pengguna di tahun 1997 dan 6,575 juta di tahun 2001.

“Besarnya jumlah pengguna operator seluler ini, jauh lebih banyak dibandingkan dengan total jumlah penduduk Indonesia, dimungkinkan karena satu pengguna seluler kini lazim berlangganan dua, tiga nomor seluler, bahkan lebih,” kata Sarwoto Atmosutarno, Ketua ATSI, Jumat 13 Januari 2012.

Sebagai perbandingan, penetrasi mobile di negara lain misalnya Filipina, telah mencapai 113 persen dari jumlah penduduk. Sementara itu, penetrasi di Thailand sebesar 116 persen, Belanda 117 persen, dan Malaysia 133 persen dari jumlah penduduk.

Keberhasilan penetrasi seluler ini juga tercermin dalam angka percakapan suara dengan trafik voice sepanjang 2011 yang mencapai 180 miliar menit, SMS 260 miliar unit dan transaksi data sebesar 27 ribu terabyte.

Namun demikian perusahaan telekomunikasi tidak dapat lagi mengandalkan pendapatannya dari layanan voice dan SMS. “Alasannya, penetrasi layanan tersebut sudah mengalami perlambatan,” kata Sarwoto. “Dari sisi pendapatan rata-rata per pelanggan (ARPU), operator telekomunikasi rata-rata hanya mendapatkan sekitar Rp20 ribu per bulan,” ucapnya.

Meski demikian, kata Sarwoto, jika melihat kenyataan bahwa jumlah pelanggan telah melebihi jumlah penduduk di Indonesia, maka mobile broadband akan menjadi bisnis utama bagi industri telekomunikasi. “Untuk itu, pada 2012 ini, perusahaan telekomunikasi akan serius pada layanan data bahkan menjadikan 2012 sebagai tahun layanan data,” ucapnya.

Mobile Broadband
Sebagai bukti keseriusan menggarap layanan data, sejauh ini industri telekomunikasi telah menghabiskan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp27 triliun untuk peningkatan jaringan dan layanan data dari total capex sebesar lebih dari Rp30 triliun.

Besarnya investasi ini, mencapai sekitar 90 persen dari total modal, dilakukan karena industri telekomunikasi mengharapkan peningkatkan pendapatan dari bisnis layanan data, seiring perlambatan pertumbuhan dalam layanan voice dan SMS.

Dari sisi pelanggan layanan data, ATSI mencatat, tren jumlah penggunanya juga terus meningkat. “Layanan data mengalami pertumbuhan lebih dari 100 persen,” kata Sarwoto. “Kini jumlah pelanggan mobile broadband di seluruh Indonesia telah mencapai 70 juta pelanggan,” ucapnya.

Lalu, apa pentingnya operator gencar menggalakkan layanan data internet pita lebar bergerak atau mobile broadband?

Menurut studi yang dilakukan oleh Bank Dunia, negara-negara berkembang yang meningkatkan penetrasi broadband sebesar 10 persen, akan mampu mendongkrak PDB negara tersebut hingga sebesar 1,21 persen. Di negara-negara ini, konektivitas broadband dipandang sebagai faktor pendorong pertumbuhan sosial dan ekonomi.

Hal yang sama juga terungkap dari studi ekonometrik yang dilakukan oleh lembaga riset Frost & Sullivan. Tingkat penetrasi broadband dapat berdampak langsung ke pertumbuhan ekonomi, dan produktivitas suatu negara, di mana peningkatan penetrasi broadband sebesar 1 persen dapat berpengaruh pada tingkat produktivitas sebesar 0,1 persen.

Indonesia, negara kepulauan yang sangat terpisah-pisah satu sama lainnya, infrastruktur broadband yang paling memungkinkan untuk dibangun adalah lewat konektivitas nirkabel atau mobile broadband, dengan memanfaatkan jaringan telekomunikasi milik operator seluler.

Dari segi sosial, mobile broadband juga dapat membantu mencapai target yang telah dicanangkan oleh pemerintah dan Millenium Development Goals (MDGs) seperti program pemberantasan buta huruf, akses terhadap sarana kesehatan dan finansial yang akan membawa ke arah pertumbuhan yang berkesinambungan dan merata.

Untuk itu, ATSI lewat operator-operator yang menjadi anggotanya kini telah membangun 97 ribu BTS di seluruh Indonesia. Sebanyak 22 ribu di antaranya merupakan BTS node B (yang mampu mendukung layanan 3G).

“Tahun ini, pertumbuhan infrastruktur layanan data dan mobile broadband akan meningkat. Seluruh perusahaan telekomunikasi akan gencar berinvestasi di broadband dengan membangun sekitar 15 ribu BTS di tahun ini,” ucap Sarwoto. “Investasi di infrastruktur akan meningkat sekitar 50-60 persen dibanding pada 2011,” ucapnya. (eh)

Sambut Hari KI Sedunia, RuKI Bergerak Berikan Edukasi ke Seluruh Indonesia
Hotman Pandapotan Siahaan (kanan)

PDIP Sumbar Menang Atas Gugatan dari Kader Sendiri

PDIP Sumbar menang gugatan atas kadernya yang menggugat pencopotan sebagai anggota DPRD dan digantikan PAW

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024