Gagal Bayar Bayangi Yunani

Demonstran duduk di depan gedung parlemen Yunani
Sumber :
  • REUTERS/John Kolesidis

VIVAnews - Pemerintah Yunani Sabtu pekan lalu secara resmi mengesahkan langkah baru untuk menghemat anggaran hingga 325 juta euro. Langkah ini juga untuk membujuk Uni Eropa, agar berkenan sekali lagi memberikan dana talangan (bailout) sebesar 130 miliar euro.

Sebelumnya, pada Senin pekan lalu, langkah penghematan ini telah mendapatkan suara mayoritas di parlemen dengan 199 anggota setuju, dan hanya 74 yang menolak. Voting ini membuahkan perpecahan di kubu koalisi pemerintah, 43 anggota parlemen dipecat karena dinilai tidak mendukung upaya mencari solusi krisis.

Dengan diberlakukannya langkah ini, pemerintah Yunani akan memecat 15.000 pegawai negeri dan memotong upah minimun hingga 20 persen, dari 751 euro menjadi 600 euro. Pemecatan akan memperburuk tingkat pengangguran di Yunani yang telah mencapai 21 persen.

Selain itu, pemerintah juga akan melakukan konversi utang untuk kreditor-kreditor swasta, diberlakukan 8 Maret mendatang. Dengan konversi ini, nilai anak perusahaan kreditor akan berkurang hingga 70 persen.

Akibat keputusan pemerintah ini bisa diterka. Ratusan ribu rakyat di Athena dan Thessaloniki, serta kota-kota lainnya di Yunani, turun ke jalan. Mereka memprotes langkah pemerintah yang dinilai semakin membuat mereka menderita. Sebanyak 37 demonstran terluka, sebanyak 48 lainnya ditahan karena dianggap memicu kerusuhan.

Betapa tidak, sudah berkali-kali pemerintah menerapkan langkah penghematan. Sebelumnya pada 2009 dan 2010, pemerintah telah memotong gaji pegawai negeri, menaikkan harga BBM dan pajak penghasilan, dan menaikkan usia pensiun hingga dua tahun.

Berbagai langkah ini diharapkan dapat mengurangi defisit anggaran Yunani hingga 10 miliar euro. Defisit anggaran Yunani saat ini mencapai 12,7 persen.

Meriahnya "The Show Live On Tour 2024", Niall Horan Siap Manjakan Penggemarnya di Indonesia

Utang nasional Yunani sendiri telah mencapai 300 miliar euro, lebih besar dari perkembangan ekonomi negara tersebut. Pada 2010, utang Yunani bahkan telah mencapai 120 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Perekonomian Yunani menurun lima persen pada kuartal ketiga di tahun 2011. Awal tahun ini tidak lebih baik. Ekonomidi kuartal pertama 2012 sudah turun 8,3 persen. Ribuan toko dan bisnis kecil yang merupakan penunjang perekonomian Yunani kolaps. Tingkat pengangguran mencapai angka 20,9 persen.

Krisis utang Yunani semakin mengkhawatirkan. Terutama setelah lembaga pemeringkatan utang pada tahun lalu menjatuhkan peringkat Yunani hingga ke tingkat junk alias sampah. Sebelumnya, Standard & Poor's sudah memberi penilaian yang sama kepada Yunani.

Uni Eropa, khususnya negara-negara pengguna euro, khawatir krisis di Yunani dapat mempengaruhi nilai tukar euro dan memperpuruk iklim investasi. Digawangi Jerman, Uni Eropa lalu memberikan bailout pertama pada Mei 2010 sebesar 110 miliar euro.

Tapi harga yang harus dibayar terlampau besar. Yunani harus kembali lagi menerapkan langkah penghematan, menaikkan pajak dan memotong gaji. Inilah yang menyebabkan resesi Yunani semakin parah, dan perlu tambahan dana lagi dari Eropa.

Bailout juga diperlukan untuk Yunani karena tenggat waktu pembayaran obligasi sebesar 14,5 miliar euro semakin dekat. Jika pada 20 Maret 2012 Yunani gagal bayar (default), maka krisis dikhawatirkan akan menyebar ke negara-negara eurozone. Pengamat khawatir, akan terjadi reaksi berantai yang akan memicu krisis seperti 2008 lalu.

Untuk itu, Yunani perlu bailout kedua sebesar 130 miliar euro. Langkah penghematan baru telah disahkan, sekarang tinggal ketuk palu di sidang komisi Eropa di Brussels, Belgia, Senin, 20 Februari 2012. Peluang Yunani mendapatkan utang baru sedikit lebih banyak daripada 50-50.

Belum Tentu Selamat

Sebelumnya, Eropa enggan memberikan bailout lagi karena kepemimpinan di Yunani dinilai tidak tegas menerapkan langkah penghematan baru. Namun, pemimpin Jerman, Italia dan Yunani, optimistis bailout itu akan disetujui Uni Eropa.

Jika bailout sebesar 130 miliar euro disetujui, maka sebanyak 40 miliar euro akan diberikan untuk beberapa bank di Yunani. Bank-bank ini terancam bangkrut jika pemerintah tidak mampu membayar obligasi. Sisanya akan digunakan untuk mengatasi defisit anggaran.

Namun, pemberian utang baru untuk Yunani dirasa kurang tepat. Karena rasio utang Yunani terhadap PDB pada 2020 hanya akan mencapai di atas 120 persen. Ini melanggar persyaratan yang ditetapkan Oktober lalu saat bailout dibahas di Uni Eropa.

Bailout baru dikatakan hanya akan membantu Yunani membayar utang obligasinya sebelum jatuh tempo. Pendukung langkah ini mengatakan, jika utang obligasi lunas maka keuangan global akan stabil dan menghindari carut-marut default.

Para penentang menginginkan agar Yunani menyelesaikan masalah mereka sendiri, tanpa bantuan utang. Langkah ini memang akan sangat menyakitkan dan menimbulkan kekacauan, tapi dampak jangka panjangnya akan menguntungkan. Karena Yunani tidak perlu terlilit utang lebih yang lebih banyak.

Ada opsi lainnya, yaitu memohon pengurangan utang Yunani hingga 50 persen di berbagai institusi peminjam, yaitu Bank Sentral Eropa dan IMF. Kedua lembaga ini menolaknya.

PSSI Minta Maaf Usai Komentar Rasis Serbu Instagram Federasi Sepakbola Guinea

Dampak Jika Default

Michael Schuman dari majalah Time menggambarkan apa yang akan terjadi jika Yunani default. Dia menuliskan, Yunani akan kehilangan kepercayaan dari lembaga dana asing, padahal ini diperlukan negara tersebut. Default juga menghancurkan sektor perbankan Yunani yang memegang sebagian besar obligasi pemerintah.

Selanjutnya timbul kekacauan di masyarakat. Rakyat Yunani akan menarik semua uang mereka di bank dan mengirimkannya ke luar negeri. Mereka yakin, default berarti tidak akan digunakannya lagi euro sebagai mata uang, dan drachma akan kembali menjadi mata uang utama, yang tentu saja nilainya telah jatuh.

Mengatasi kelumpuhan ekonomi, Yunani harus mencetak uang. Tapi karena Yunani adalah anggota zona euro, maka mereka tidak dapat mencetak euro.

Kekacauan di Yunani juga bisa menimbulkan ketidastabilan di pasar keuangan dunia dan contagion effect pada negara lain di Eropa seperti di Portugal.

Kaget Lihat Jumlah Daihatsu Xenia yang sudah 20 Tahun di Indonesia

Portugal yang setali tiga uang dengan Yunani akan kehilangan kepercayaan investor setelah mereka melihat contoh dari Yunani. Rakyat Portugal juga akan kehilangan kepercayaan pada ekonomi negara mereka sendiri, dan mulai mengosongkan rekening, menyimpannya di luar negeri. Jika ini terjadi, maka akan menjadi pekerjaan rumah lagi bagi Uni Eropa. Kasus Yunani akan terulang pada Portugal. (Sumber: Reuters, CNN, CNBC, BBC)

Justin Bieber dan Hailey Baldwin.

Potret Hailey dan Justin Bieber Umumkan Kehamilan Anak Pertamanya, Banjir Ucapan Selamat

Dalam unggahannya tersebut, Hailey Baldwin tampil elegan mengenakan gaun renda berwarna putih. Sementara Justin Bieber, terlihat mengenakan jaket berbulu berwarna hitam.

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024