Krisis, Lahan Pemakaman di Jakarta

Ziarah Jelang Ramadhan
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Biaya hidup di Jakarta memang mahal. Bukan saja bagi mereka yang masih hidup, biaya yang tidak sedikit juga harus dikeluarkan warga lapisan bawah untuk mencari liang lahat. Dan saat ini, 80 persen lahan pemakaman di Jakarta ternyata sudah penuh terisi.

Pengamat perkotaan Yayat Supriatna mengatakan, banyak lahan pemakaman di Jakarta yang tergerus untuk tempat usaha dan jalan umum. Meski warga kalangan menengah atas memiliki kemampuan membayar, ketersediaan lahan kuburan yang terbatas menjadi kendala utama.

Tidak salah ada ungkapan "jangan mati di Jakarta" karena biaya pemakaman yang selangit. Bukan lagi rahasia umum, bila di tempat pemakaman sampai ada calo. Menurut Yayat, dia pernah menemukan kasus ini di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat.

Sebenarnya, menurut ketentuan warga hanya harus membayar iuran retribusi pemakaman Rp100 ribu. Tapi, pada praktiknya mereka harus dibebani biaya pemakaman yang mencapai Rp3 juta - 5 juta.

Bahkan, warga rela membayar 10 kali lipat dari biaya resmi karena bingung mencari lahan. Karena itulah mereka kemudian meminta bantuan perantara atau calo. Padahal, lahan yang tersedia kerap bukan lahan kosong, melainkan lahan "tumpangsari", alias ditumpuk di atas liang lahat orang lain.

Sesuai dengan Perda DKI Jakarta No. 3 Tahun 1999, retribusi untuk lahan tumpangsari hanyalah Rp25 ribu dan berdasarkan Perda No. 2 Tahun 1992 retribusi izin petak makam (IPTM) hanyalah Rp100 ribu dengan masa berlaku selama tiga tahun. Bahkan, peraturan itu menyatakan untuk keluarga miskin yang meninggal dunia tidak dipungut biaya.

Dengan kondisi yang ada saat ini, Dinas Pemakaman DKI Jakarta diminta mulai mensosialisasikan kepada warga agar memesan lahan kuburan lebih awal. Ini karena rata-rata jumlah orang yang meninggal di Jakarta saat ini mencapai 100-120 orang per hari.

"Iuran kuburan memang murah, tapi untuk pemakaman bisa Rp3-5 juta," kata Yayat, Selasa, 11 Juni 2013.

Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Widiyo Dwiyono, membantah bila lahan pemakaman di Jakarta sudah penuh. Diakuinya, memang ada beberapa lokasi TPU yang lahannya tidak efektif karena pembenahan tanah di lokasi pemakaman itu belum dilakukan secara maksimal.

Mengenai saran agar Dinas Pemakaman mengeluarkan aturan pemesanan untuk lahan kuburan, hal itu dia nyatakan tidak dapat dilakukan. Selain akan menimbulkan ketimpangan, Pemprov DKI juga harus melakukan kajian dan menerbitkan aturan baru yang pembahasannya akan memakan waktu lama.

Menurutnya, lahan pemakaman di Jakarta masih cukup tersedia. Saat ini ada 76 lokasi pemakaman di Jakarta. Dari jumlah itu, sekitar 14 pemakaman memang sangat diminati ahli waris untuk anggota keluarga mereka yang meninggal.

Di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur, misalnya. Lahan di sini mencapai 140 hektar. Namun, belum seluruhnya dibebaskan. Ada lahan yang masih milik masyarakat dan instansi pemerintah.

Mengenai praktik percaloan di pemakaman, Widiyo tidak membantahnya. Hanya saja, meski banyak laporan masuk, menurut dia calo-calo kuburan sulit ditindak karena masalah pembuktian. "Kami evaluasi terus soal percaloan, tapi sulit dibuktikan," katanya.

Widiyo juga bersikeras bahwa biaya pemakaman di Jakarta sangat terjangkau bagi warga dari semua lapisan. Dia mengutip patokan biaya retribusi pemakaman yang resmi, yakni di Blok AAI Rp100 ribu, AAII Rp80 ribu, AI Rp60 ribu, dan AII Rp40 ribu.

Soal percaloan, penjelasan berbeda diungkapkan salah satu Kepala TPU di Jakarta Pusat. Pegawai yang tidak bersedia disebut namanya itu mengatakan, "Meski ada oknum yang tertangkap, tapi praktik percaloan tetap masih ada. Seorang ibu belum lama ini marah-marah karena ditipu harus membayar Rp3,5 juta untuk memakamkan keluarganya," katanya.

Ribuan makam tergusur

Salah satu faktor makin langkanya tanah pekuburan di Jakarta adalah karena tergusur proyek-proyek pembangunan. Ribuan makam di Jakarta dilaporkan telah digusur untuk pengembangan jalan. Sementara itu, belum jelas bagaimana penggantian lahan untuk tanah makam yang telah mereka ambil itu.

Sebanyak 3.500 kuburan di area seluas 10.646 meter persegi tanah makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo Casablanca, Jakarta, digusur untuk jalan tembus dari Casablanca menuju Jalan HR Rasuna Said. 

Pemerintah Kotamadya Jakarta Timur juga menggusur makam di TPU Kebon Nanas yang berada di trase basah pembangunan Kanal Banjir Timur di kawasan Cipinang Besar Selatan. Makam yang dipindah itu berada di areal seluas 1.620 meter persegi dan dipindahkan ke TPU Pondok Rangon.

Sebelumnya, sebanyak 650 makam di TPU Pondok Kelapa Malaka juga dipindahkan. Area pemakaman itu dimanfaatkan untuk mendukung proyek Kanal Banjir Timur. Di area ini, setiap ahli waris mendapat biaya ganti rugi Rp560 ribu per makam.

Penggusuran lahan makam juga dilakukan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, untuk normalisasi Kali Pesanggrahan. Pelaksana proyek pelebaran badan kali--semula 15 meter menjadi 40 meter--harus merelokasi 1.776 makam.

Untuk pembangunan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) W2, sebanyak 115 makam di TPU Serang di Kelurahan Meruya Utara, Jakarta Barat, dibuldoser. Dan Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Jakarta Barat menemui kesulitan untuk mencari areal makam terdekat untuk memindahkan banyak jasad yang tergusur. (kd)

Hyundai Indonesia Recalls Ioniq 5 and Ioniq 6 Over ICCU Software Update
Menparekraf Sandiaga Uno membuka FIFTY 2024 di Kota Bogor. VIVA/Muhammad AR

Bukan International Moneteri Fund, Sandiaga Ungkap 84 Persen UMKM Andalkan IMF untuk Permodalan

Menparekraf Sandiaga Uno targetkan gelaran FIFTY menghasilkan pembiayaan UMKM hingga Rp 50 miliar.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024