-
VIVA.co.id – Tuturnya lugas dan jelas. Gerakan tangannya kian mempertegas kalimat-kalimat yang mengalir deras. Di balik balutan busana Muslim warna hitam dan hijab floral yang menutup sebagian besar tubuhnya, perempuan bernama Diajeng ini bisa dikatakan sosok penuh inspirasi.
Di usia 30 tahun, Diajeng Lestari telah menyandang jabatan sebagai Pendiri dan CEO HijUp.com, sebuah perusahaan startup yang bergerak di bidang fesyen busana Muslim. Kini perusahaan tersebut tengah menikmati keberhasilan, buah dari kerja kerasnya sejak berdiri pada tahun 2011.
“Awalnya hanya dua karyawan yang direkrut dan awalnya juga ruangannya cuma 2 x 3. Jadi sangat-sangat kecil,” ujarnya mengenang.
HijUp sesungguhnya hanya berawal dari pemikiran sederhana perempuan kelahiran 17 Januari 1986 ini. Sebagai wanita karier, Diajeng mengaku kesulitan mencari busana Muslim untuk dikenakan saat ke kantor. Sementara waktunya terbatas karena kesibukan pekerjaan.
Muncul lah ide membuat platform online di mana seluruh busana Muslim yang bagus dan sudah terkurasi ada dalam satu tempat. Dengan demikian, perempuan Muslim bisa mendapatkan barang yang mereka suka dengan lebih efisien dan efektif dari sisi waktu, tenaga, serta uang.
“Memudahkan Muslimah lain yang mungkin seperti saya dahulu yang enggak punya banyak waktu tapi ingin tampil bagus, tampil dengan profesional di kehidupan mereka,” katanya.
Pada tahun 2011, ketika Diajeng mendirikan HijUp, e-commerce di bidang fesyen Muslim tak seramai sekarang. Saat itu, banyak wiraswasta memilih jalur offline, seperti menyewa toko untuk menjajakan produk mereka.
Dalam benak Diajeng, jalur offline membutuhkan biaya yang besar. Akhirnya, ia mantap tak mengikuti arus. Pilihan pun jatuh pada e-commerce. Ia katakan, platform online adalah jalur paling efisien dan efektif.
“Kalau online, kita bisa start fom very-very small,” ucap perempuan kelahiran Bekasi ini.
Tepat saat bulan Ramadan tahun 2011, HijUp resmi meluncur di dunia maya. Berperan sebagai perantara antara para desainer dengan calon pembeli. Respons yang diharapkan terwujud. Pasar menyambut positif sekali.
“Alhamdulillah saat awal kita launching itu bulan pertama sudah BEP dengan cost kita yang sedemikian kecil,” katanya sambil mengurai senyum.
Sebagai CEO, Diajeng tak segan ‘menyingsingkan lengan bajunya’ demi kemajuan perusahaan. Ia kerjakan banyak hal. Mulai dari customer service hingga mengerjakan bagian pengepakan.
Tak hanya harus berperan ganda, Diajeng pun harus menghadapi tantangan cukup berat. Mengubah pola pikir klien-kliennya dari offline ke online. Apalagi belum ada pemahaman yang cukup di antara mereka mengenai keuntungan dari berbisnis online.
“Untuk meyakinkan mereka pastinya challenge pada saat itu,” kata dia.
Dalam mendirikan HijUp, Diajeng tak menampik bahwa ia juga menjadikan situs web e-commerce luar negeri yang sudah lebih dahulu berkembang sebagai referensi dan wawasan. Hanya saja, ia tak lantas meniru e-commerce tersebut. Ada hal-hal yang tetap harus diperhatikan, terutama menyangkut kebiasaan masyarakat Indonesia.