Staf Khusus Presiden Jokowi Aminuddin Ma'ruf

Jika Pesantren Berdaya, Bisa Turunkan Angka Kemiskinan

Aminuddin Maruf Staf Khusus Presiden Joko Widodo
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Pesantren ternyata tak luput dari radar Presiden Jokowi. Presiden yang gemar sarungan itu ternyata memiliki concern pada pusat pendidikan agama Islam tersebut. Dan, salah satu staf khusus yang ia angkat, salah satunya memiliki tugas untuk memberdayakan pesantren. 

Erick Thohir Beberkan 'Kunci Sukses' Timnas Indonesia ke Media Asing

Aminuddin Ma'ruf menjadi anak muda yang tergabung dalam staf khusus presiden. Ia diberi kepercayaan untuk memberikan masukan soal pemberdayaan pesantren dan aktivis mahasiswa. Menurut staf khusus Presiden Jokowi yang satu-satunya lulusan dalam negeri, jika pemberdayaan pesantren berhasil, maka kemisikinan di Indonesia juga bisa teratasi.

Sebab, dengan puluhan ribu jumlah pesantren di Indonesia artinya bisa jadi banyak penduduk Indonesia yang menjadi bagian dalam pesantren. Alumni Universitas Negeri Jakarta ini juga memastikan, tugas stafsus bukan melakukan eksekusi, tapi memberi masukan ide dan gagasan kepada presiden. 

Prabowo Tetap Dikawal Satgas Pengamanan Capres Polri hingga H-30 Pelantikan

Kepada VIVAnews yang mewawancarainya pekan lalu, pria kelahiran Karawang Jawa Barat itu mengaku tugasnya tak mudah. Tapi ia akan tetap bekerja agar tujuan untuk mendekatkan pesantren dengan dunia digital dan berdaya bisa segera terwujud. 

Seperti apa petikan wawancaranya, silakan disimak:

PM Singapura akan Temui Jokowi Pekan Depan, Bahas Energi Hingga IKN

Bagaimana prosesnya Anda bisa ditunjuk menjadi staf khusus Jokowi?
Ceritanya itu, jadi kira-kira dua minggu sebelum diumumkan, saya dikonfirmasi oleh Pak Sesneg, Pak Pratik (Mensesneg, Prof.Dr.Pratikno -Red) saya diberitahu jadi Staf Khusus Presiden. Lalu lima hari atau empat hari sebelum diperkenalkan, saya dikonfirmasi ulang oleh Pak Ari Dwipayana untuk mengosongkan jadwal di hari Kamis. Seperti itu saja ceritanya.

Kalau di belakang ya mungkin tidak ada yang rahasia. Hubungan saya dengan Pak Jokowi juga, publik pasti tahu. Dari mulai saya menjadi Ketua Umum PB PMII, berapa kali juga ketemu dengan Pak Jokowi. Pak Jokowi hadir di acara saya, dan saya yang dipanggil ke istana. Jadi sangat baik. Terus sampai Pak Jokowi juga jadi saksi akad nikah saya. Jadi yang terbangun memang hubungan yang emosional. Hubungan saling kepercayaan. Saya juga merasa sangat dihargai oleh Pak Jokowi. Padahal menurut saya, saya itu bukan siapa-siapa gitu, tapi dihargai seperti itu. Terus berlanjut pasca menjabat Ketua Umum PB PMII selesai.

Aminuddin Maruf Staf Khusus Presiden Joko WidodoAminuddin Ma'ruf ?

Artinya kedekatan dengan Jokowi memang sudah terjalin lama ya?
Saya memang sudah lebih sering, lebih intens, lebih sering diajak presiden ke dalam hubungan kerjanya. Lupa saya berapa kali, tapi lumayan sering.

Sudah berapa lama dilibatkan dalam kegiatan Jokowi?
Hampir sekitar dua tahun. Dua tahun sebelumnya, dari mulai 2017-2019 saya mulai diajak. Baik kunjungan, juga pertemuan-pertemuan terbatas. Dari yang saya ingat di Medan, di Pontianak, di Bandung, Tasik, Wonosobo, Cilacap, di Maluku Utara, Kalimantan Selatan, lumayan juga.

Ternyata sudah lumayan dekat. Bahkan sebelum ramai Pilpres 2019?
Jauh mas. Kalau saya ceritakan, bisa saya simpulkan itu, mulai tahun 2015. Dimulai tahun 2015.

Itu setelah tidak jadi Ketua PB PMII?
Masih, waktu itu Pak Jokowi hadir di acara harlah PMII, yang dibikin Surabaya di Masjid Al Akbar. Dan mungkin itu, sepengetahuan saya, itu acara pertama Pak Jokowi datang di luar acara kenegaraan. Ini bisa di-tracking. Itu pertama yang didatangi di luar acara-acara resmi presiden. Menghadiri acara undangan dari luar. Karena kegiatan itu kan April 2015.

Apa kedekatan itu yang membuat Anda dipilih jadi Staf Khusus Jokowi?
Alasan secara objektif, ya pasti Pak Jokowi yang tahu.

Kalau menurut Anda sendiri bagaimana? Kan selama ini ada interaksi cukup intens? 
Terus terang saya tidak tahu juga pertimbangannya apa. Pertimbangan dari personal saya apa. Tapi yang jelas, memang apa yang ditugaskan hari ini kepada saya oleh Presiden, kira-kira saya sudah lakukan sekitar tiga sampai empat tahun yang lalu.

Boleh tahu apa tugasnya itu?
Di stafsus presiden kita dibagi ke dalam tiga gugus tugas. Pertama, gugus tugas juru bicara, kedua gugus tugas kelompok-kelompok strategis, dan yang ketiga gugus tugas inovasi. Nah, yang gugus tugas inovasi ini, yang kemarin diperkenalkan oleh Presiden langsung yang tujuh orang itu. Termasuk saya. Cuma, saya dapat tugas tambahan masuk ke dalam gugus kelompok strategi. Jadi gugus 2.

Dari tujuh orang itu, yang diberikan tugas tambahan adalah saya dan Angki. Selain gugus tugas inovasi, Angki juga jadi masuk ke dalam gugus tugas juru bicara. Kalau saya, selain masuk di gugus inovasi, saya ditugaskan masuk ke gugus 2. Kelompok strategis. Kelompok strategis yang dimaksud, yang ditugaskan ke saya, tidak ada penugasan resmi, jadi tidak ada SK. Tapi yang diamanatkan ke saya adalah saya diminta untuk membangun sinergitas kelompok-kelompok strategis. Santri sampai mahasiswa. Dan sejenisnya, begitulah.

Sebenarnya apa tujuan utama presiden membentuk stafsus dengan anggota anak-anak muda?
Presiden ingin ada perspektif lain. Sejauh ini yang saya lihat, presiden sangat punya komitmen kepada anak-anak muda, karena anak-anak muda punya pikiran out of the box. Pak Jokowi sudah sering berbicara di mana-mana, jangan terjebak dalam rutinitas, kita butuh lompatan-lompatan. Kita butuh kreativitas. Kita butuh inovasi. Itu adalah ciri khas dari anak-anak muda. Ciri khas dari generasi kami. Generasi yang punya pikiran out of the box. Generasi yang apa adanya. Jadi kami juga berdiskusi dengan Presiden tidak ABS. Kami sampaikan apa adanya. Dan Presiden juga sangat terbuka dengan masukan-masukan. Nah, saya pikir itu kenapa harus ada staf khusus yang berusia muda. Saya pikir itu.

Apa yang menjadi goals Presiden sebenarnya?
Stafsus presiden tidak punya hak mengeksekusi program. Jadi kalau indikatornya adalah goals, agak susah kita mengukurnya. Tapi kira-kira yang diminta oleh Presiden ke saya, yaitu bagaimana santri dan pondok pesantren punya perspektif baru tentang tantangan-tantangan perubahan, khususnya dalam teknologi informasi. Kedekatan digitalisasi. Dan Presiden sangat ingin pesantren itu berdaya.

Seperti apa berdaya yang Anda dan Presiden maksud?
Berdaya itu tidak hanya mandiri ya, tapi lebih dari itu. Pesantren itu berdaya, tidak hanya menjadi lembaga pendidikan keagamaan, tapi juga bisa menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat. Peranan lebih besar, bukan sekadar menjadi lembaga pendidikan agama.

Apakah sebelum ditunjuk menjadi stafsus ada semacam fit and proper test?
Kalau fit and proper saya pikir itu penilaian Presiden yang sudah lama. Tidak secara khusus diundang, atau diberikan pertanyaan misalnya pendapat Anda tentang ini? Seperti ini, enggak ada. Ya mungkin Presiden menilai kami dari dalam, dan dari perjalanan. Stasfus yang lain hanya sekali bertemu Presiden. Saya tidak tahu, tapi sepertinya teman-teman yang lain juga sebelumnya sudah berinteraksi dengan Presiden.

Bagi orang lain, apa yang dilakukan Jokowi sekarang semacam bagi-bagi kekuasaan. Kan Anda pernah di Samawi (Solidaritas Ulama Muda dukung Jokowi). Tanggapan Anda?
Saya merasa tidak seperti itu juga. Selain di Samawi, saya juga salah satu sekretaris direktorat di tim kampanye nasional, TKN. Tidak ada bahasan ataupun apa pun dalam proses, baik itu membantu presiden, dari sebelum urusan pilpres sampai kepada urusan pilpres. Saya tidak pernah membicarakan.

Perspektifnya adalah bukan bagi-bagi kekuasaan, tapi memang tanggung jawab Presiden. Baik cakupan kerja, cakupan wilayah sangat besar, ya memang Presiden memerlukan tim yang di luar kementerian. Yang itu bisa, bisa, dalam "dapat informasi langsung tanpa harus ada birokrasi." Jadi Presiden dapat informasi langsung yang ada di masyarakat, problem-problem yang memang itu salah satu yang diharapkan kepada kami dari staf khusus.

Selanjutnya tugas stafsus..

Kadispenad Brigjen TNI Kristomei Sianturi

3 Jenderal Termuda di TNI Angkatan Darat, Ada yang Jadi Perisai Hidup Presiden Jokowi

Menjadi seorang jenderal adalah keinginan utama bagi setiap anggota TNI yang ingin mencapai puncak karier mereka. Nah, ada beberapa jenderal termuda di TNI AD.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024