PT Pos Tak Terapkan Sidik Jari Pensiunan

baliho bergambar perangko terbaru PT Pos Indonesia bertema Tahun Macan
Sumber :
  • Antara/ Andika Wahyu

SURABAYA POST – Meski pihak perbankan sudah mulai menerapkan pemakaian teknologi sidik jari (fingerprint) bagi pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang akan mengambil uang pensiunnya, PT Pos Indonesia mengaku belum akan mengaplikasikannya dalam waktu dekat.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Kesulitan mengumpulkan data diakui perusahaan milik pemerintah itu menjadi pertimbangan teknologi tersebut belum akan digunakan.

“Rencana dari pusat memang ada penerapan teknologi sidik jari seperti yang sudah dilakukan di perbankan, tapi dalam waktu dekat sepertinya belum akan kami pakai karena kami masih kesulitan meng-collect data nasabah,” kata Manager Pemasaran PT Pos Indonesia Surabaya Joko Sudarmawan, ketika dihubungi, Sabtu 3 Juli 2010.

Menurut Joko, banyaknya jumlah nasabah yang mengambil dana pensiunnya di PT Pos menjadikan pengumpulan data untuk masing-masing personal mengalami hambatan.

Dijelaskannya sejak awal, basis data yang dipunyai PT Pos memang sedikit berbeda dengan yang dimiliki bank. “Kalau bank memang sejak awal disiapkan infrastruktur dan basis data untuk pembayaran dana pensiun menggunakan sistem sidik jari. Sedangkan sistem kami memang belum disiapkan untuk itu,” kata Joko.

Kendati demikian, pihaknya mengaku tidak menutup kemungkinan teknologi itu akan diaplikasikan Kantor Pos untuk mengurangi risiko bocornya dana pensiun.

PT Pos Indonesia berencana menggunakan program fingerprint bagi para pensiunan prajurit TNI, anggota Polri, dan PNS Departemen Pertahanan (Dephan) serta PNS Polri yang akan mengambil dana pensiun serta santunan.

Direktur Utama PT Pos Indonesia I Ketut Mardjana menuturkan, langkah tersebut dilakukan sebagai bagian dari peningkatan pelayanan kepada penggunana jasa pos serta untuk mengantisipasi kesalahan dalam penyaluran dana masyarakat. “Kita menghindari kesalahan pembayaran, misalnya ada yang sudah meninggal tapi masih mendapat dana pensiun,” ujar Ketut.

Sebelumnya, pemerintah akan membayarkan pensiun atau tunjangan ke-13 untuk para pensiunan melalui Kantor Bayar Pensiun di seluruh Indonesia, Senin (5/7) pekan depan hingga 20 Juli 2010.

PT Taspen (Persero) yang ditunjuk pemerintah untuk menyalurkan dana pensiunan menyebutkan jumlah dana yang disediakan untuk pembayaran pensiun bulan ke-13 tersebut sebesar Rp3,12 triliun. Adapun jumlah penerima pensiun di seluruh Indonesia yang dibayarkan Taspen sejumlah 2.319.050 orang.

"Pembayaran pensiun atau tunjangan bulan ke-13 dilaksanakan mulai tanggal 5 Juli sampai 20 Juli 2010, secara serentak pada kantor bayar pensiun di seluruh Indonesia," ujar Sekretaris Perusahaan PT Taspen Faisal Rachman.

Perhitungan pembayaran ini didasarkan pada pensiun pokok ditambah tunjangan keluarga, tambahan penghasilan dan pembulatan namun tanpa tunjangan beras.

Bagi PNS aktif yang menerima gaji sampai dengan bulan Mei 2010 dan terhitung mulai tanggal (TMT) pensiunnya 1 Juni 2010, diberikan pensiun bulan ke-13.

Bagi penerima pensiun bulan ke-13 yang dibayarkan secara tunai, apabila tidak diambil sampai dengan tanggal 20 Juli 2010, maka uang pensiun tersebut disetorkan kembali ke rekening kantor cabang PT Taspen bersangkutan.

“Namun, bagi penerima pensiun yang tidak sempat mengambil uang pensiun bulan ketiga belas sampai tanggal 20 Juli dapat mengajukan permohonan pembayaran melalui Kantor Cabang Taspen setempat,” lanjut Faisal.

Sedangkan bagi penerima pensiun yang menerima lebih dari satu penghasilan pensiun maka pensiun bulan ke-13 hanya diberikan untuk salah satu penghasilan yang jumlahnya lebih besar. (sj)

Laporan: Denny Sagita

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024