Cerita Dari Kampung Pengemis Pamekasan

foto ilustrasi kemiskinan
Sumber :

SURABAYA POST -- Pengemis dari Desa Brantatinggi, Kecamatan Talanakan, Pamekasan, Siya (57), membantah anggapan masyarakat bahwa banyak  pengemis di desanya berasal dari orang mampu, misalnya mempunyai hewan ternak kambing dan sapi.

’’Tidak ada yang kaya, Pak. Semuanya miskin. Jadi kami minta-minta ini karena tak punya pekerjaan,’’ katanya kepada Surabaya Post.

Ditanya apakah anaknya nanti juga akan menjadi pengemis, Siya menolak. Katanya, cukup dirinya yang jadi peminta-minta. Dia berharap anak-anaknya, utamanya yang mondok (atas biaya dari hasil mengemis), jadi orang sukses.

’’Semoga saja anak saya tidak jadi seperti saya,” tambah ibu yang merahasiakan tempat mondok anaknya itu.

Sedangkan Asip yang mengemis bareng Siya mengaku baru sekitar lima tahun menekuni ’’pekerjaan’’ itu. Ini dilakukan karena faktor ekonomi keluarga. Sebelumnya dia mengaku bekerja di Brantatinggi bersama keluarganya. Namun karena beberapa tahun terakhir ekonomi keluarganya jeblok, akhirnya dia ikut jadi pengemis.

Siya maupun Asip mengaku tidak akan meminta-minta lagi asalkan menemukan pekerjaan tetap yang bisa mendatangkan penghasilan.

Namun, pengakuan itu belum tentu benar. Camat Tlanakan Moh Sugiyanto  didampingi Kasi Trantib Mudzakkir mengaku kesulitan menghentikan kebiasaan buruk warganya itu.

’’Kami dan para kades berkali-kali menasihati mereka dalam banyak kesempatan. Di hadapan kami mereka berjanji tak ngemis lagi, namun tidak lama mereka melakukannya lagi,” ujarnya.

Program bantuan pemerintah yang pernah diberikan selama ini juga kurang efektif. Beberapa kali warga diberi bantuan hewan ternak seperti kambing dan ayam. Namun tetap saja mereka mengemis.  Bahkan ada kambing yang dijual.

’’Sulit menghentikannya secara total, tapi kami tetap berupaya,’’ kata Mahrus Ali, Kades Brantatinggi.

Dia menambahkan, faktor paling dominan yang mempengaruhi warga mengemis adalah tradisi, pendidikan, dan malas. Mau enak sendiri, dapat uang tanpa kerja. 

’’Mereka itu memang bukan orang kaya, tapi juga bukan orang miskin atau kurang makan. Ada dari mereka yang bisa haji tapi juga minta-minta,” tandasnya.

Berbarengan dengan tingkat kesadaran pendidikan, terutama kalangan generasi muda, lanjut Azhari, jumlah pengemis di ketiga desa itu terus menyusut. Anak-anak muda bahkan berupaya menghentikan kebiasaan buruk para orangtua mereka. (sj)

Oleh: Masdawi Dahlan

Peluang Edukasi Gratis, Kemenkominfo Buka Workshop Literasi Digital untuk Masyarakat
Eks pelatih Timnas Argentina, Cesar Luis Menotti

Profil Cesar Luis Menotti, Pelatih Legendaris Timnas Argentina yang Tutup Usia

Dunia sepakbola berduka atas meninggalnya Cesar Luis Menotti, legenda sepak bola Argentina yang membawa timnasnya meraih gelar Piala Dunia pertama pada tahun 1978

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024