Gedung Serba Guna dari Dana Desa Digunakan untuk Pelatihan BUMDes

Eko Putro Sandjojo meresmikan Gedung Serba Guna Kuto Aur Desa Tebat Monok
Sumber :

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo meresmikan Gedung Serba Guna Kuto Aur Desa Tebat Monok, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, pada Rabu (13/3).

Gedung Serba Guna tersebut berasal dari dana desa tahun 2018 yang digunakan untuk pelatihan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) angkatan VI dengan bekerja sama dengan Balai Latihan Masyarakat (BLM) Pekanbaru.

"Ini bangunan baru mudah-mudahan bisa dirawat. Dana desa bisa digunakan untuk pengembangan BUMDes, pompa-pompa bensin, BUMN Shop. BUMDes bisa jadi penyalur, sehingga itu akan memberikan pemasukan pada BUMDes yang sangat besar. Saat ini, sudah ada 40 ribu BUMDes dengan penghasilan ada yang mencapai 10 miliaran. Tinggal kreativitas saja. Jangan mengeluhkan apa yang tidak kita punya," ujarnya memberi semangat pada para peserta pelatihan BUMDes.

Mendes PDTT menyarankan agar Gedung Serba Guna tersebut bisa juga digunakan sebagai bioskop desa.

"Masyarakat sini perlu hiburan. Dana desa bisa digunakan untuk bioskop desa. Harga sound system dan proyektor cukup murah. Bikin bioskop desa, nanti di kelola BUMDes. Dengan adanya bioskop desa, bisa memicu orang berkumpul, kemudian akan ada para pedagang dan di situ akan ada transaksi juga perputaran uang. Masyarakat bisa jualan, bisa pelatihan," ujarnya.

Jumlah dana desa yang diperoleh Desa Tebat Monok, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu sejak tahun 2015-2019 cukup fantastis, yakni mencapai Rp3,3 miliar. Tahun 2015, dana desa yang diperoleh sebesar Rp286 juta, tahun 2016 sebesar Rp635 juta, tahun 2017 sebesar Rp803 juta, tahun 2018 sebesar Rp Rp741 juta, dan tahun 2019 sebesar Rp903 juta.

Sementara itu, Penggerak Swadaya Masyarakat dari Balai Latihan Masyarakat Pekanbaru, Mohd Venus CH, mengatakan bahwa pelatihan BUMDes yang dilaksanakan di Gedung Serba Guna ini dalam rangka melatih, memberikan penyuluhan, dan mendampingi peserta BUMDes di 8 Kabupaten dan 20 Desa di Kepahiang. Tiap desa mengutus dua orang pengurus BUMDes untuk mengikuti pelatihan selama 7 hari.

"Dalam pelatihan BUMDes ini, selain materi modul, juga akan ada praktek pembukuan yang akan dilatih. Ada dasar-dasar akuntansi, SAS (Sistem Akuntasi Selembar) untuk memudahkan bendahara, dalam aplikasinya sudah bekerja sama dengan sistem BPKP pusat," terangnya.

Kemendes PDTT Gelar Upacara Tabur Bunga di Komplek Makam Pionir Transmigrasi

Sedangkan Kepala Desa Tebat Monok Fadilah Sandi mengatakan bahwa Gedung Serba Guna ini dimanfaatkan oleh BLM Pekanbaru untuk melaksanakan pelatihan bagi pengurus BUMDes.

"Ke depannya gedung ini akan diserahkan pengelolaan dan pengembangannya kepada BUMDes sehingga bisa meningkatkan APBDes," katanya.

Hari Bakti Transmigrasi, Kemendes Gelar Istighotsah dan Aksi Sosial untuk Gempa Cianjur

Salah satu peserta pelatihan BUMDes, Weni Sumarni, mengatakan bahwa ia sangat senang karena sebelumnya belum pernah ada pelatihan. Harapannya jadi lebih tahu tentang pengelolaan BUMDes.

"Saat ini, BUMDes yang kami kelola BUMDes Kuto Aur Jaya Mandiri yang berdiri pada tahun 2017 memiliki dua jenis bidang usaha, yaitu perdagangan berupa alat tulis kantor dan sembako yang kerja sama dengan Bulog, bidang usaha peternakan, dan perikanan. Dengan adanya pelatihan ini, semoga ke depannya BUMDes kita bisa lebih maju," ungkapnya.

Mendes PDTT Gus Halim: Pendampingan Desa Harus Adopsi Sistem Digital
Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar

Gagas Jabatan Kades 9 Tahun, Gus Halim Bersyukur Dapat Dukungan Luas

Menurut Gus Halim, mengubah masa jabatan Kades bukanlah perkara sulit. Sebab, penambahan masa jabatan menjadi 9 tahun tidak mempengaruhi masa jabatan secara keseluruhan.

img_title
VIVA.co.id
19 Januari 2023