VIVAnews - Sekitar setengah jam yang lalu, sejumlah polisi dari Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Kepolisian (Mabes) Indonesia mengeledah kantor pusat Pertamina di Jalan Medan Merdeka Timur, Kamis, 16 Oktober 2008. Semula mereka menyisir ruang direksi di lantai tiga. Dari situ menuju lantai dua, tempat manajemen mutu Pertamina berkantor.
Para polisi itu juga membawa kertas yang berisi daftar barang yang hendak disita dari kantor itu. Dalam daftar itu tertulis jumlah barang bukti yang hendak disita. Jumlahnya sekitar 40 berupa dokumen dan software. Diduga para polisi itu memburu barang bukti untuk kasus impor minyak Zatapi dari Malasyia.
Minyak jenis ini tergolong baru dunia minyak. Minyak ini merupakan campuran dari minyak sejenis Tapis dari berbagai Negara. Tempat percampuran dilakukan di Malasyia. Sehingga Sertifikat Keterangan Asal (SKA) berasal dari negeri jiran itu.
Kasus impor Zatapi ini pernah heboh dalam rapat dengar pendapat antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro dengan Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Februari 2008. Saat itu sejumlah anggota dewan mempersoalkan 600 ribu barel minyak Zatapi yang diimpor tahun 2007. Proyek impor ini dimenangi oleh sebuah perusahaan berinisial GMI.
Anggota dewan juga mendesak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyelidiki kasus ini. Badan Pemeriksa Keuangan mulai bergerak awal tahun ini. Hasil pemeriksaan badan itu menyimpulkan bahwa terdapat potensi kerugian dalam impor Zatapi ini.
Berdasarkan hasil pemeriksaan itu Tim Penyidik Bareskrim Mabes Polri menetapkan tiga pejabat Pertamina sebagai tersangka. Tapi ketiga pejabat itu tidak ditahan. Polisi beralasan, ketiganya tidak ditahan untuk kepentingan penyidikan.
Pertamina sendiri haqul yakin tidak ada kerugian dalam kasus impor minyak Zatapi ini. Direktur Utama Pertamina Ari Soemarno, pernah menegaskan bahwa impor minyak mentah seperti Zatapi dapat menghemat hingga 5 juta dolar Amerika Serikat. Pertamina, katanya, tidak akan impor kalau merugikan negara. Impor minyak mentah itu juga masih diperlukan, kata Ari Soemarno, lantaran produksi dalam Negeri tidak mencukupi.
Baca Juga :
Kasus Korupsi Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Cegah Eks Ketua DPD Gerindra Malut ke Luar Negeri
VIVA.co.id
9 Mei 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Huawei Watch Fit 3 Hadir: Layar Amoled 1,82 Inci, GPS, 100 Mode Olahraga, Baterai 100 Hari
Gadget
12 menit lalu
Huawei baru saja mengumumkan peluncuran Huawei Watch Fit, smartwatch terbaru mereka yang menjanjikan kombinasi antara desain elegan dan fitur canggih.
Timnas Indonesia U23 Gagal Diperkuat Dia Pemain Andalannya Saat Melawan Guinea U23
Banten
13 menit lalu
Timnas Indonesia U23 gagal diperkuat dua pemain andalannya, untuk melawan Guinea U23 di babak play off perebutan tiket Olimpiade Paris 2024. Kedua tim bakal bentrok.
Apple M4 Chip: Update Performa atau Fokus AI?
Gadget
19 menit lalu
Apple baru saja meluncurkan chip M4! Artikel ini membahas detail M4, rumor fokus AI, dan perbandingan dengan M3. Pilih iPhone atau iPad terbaru yang tepat untuk Anda!
WhatsApp terus menjadi pilihan utama dalam pengiriman pesan, terutama karena Meta terus menawarkan fitur-fitur baru yang lebih fleksibel dan bermanfaat bagi pengguna.
Selengkapnya
Isu Terkini