Presiden Bayern Munich Sangat Menyesal Pernah Pecat Carlo Ancelotti

Mantan pelatih Napoli, Carlo Ancelotti.
Sumber :
  • Instagram/@officialsscnapoli

VIVA – Presiden Bayern Munich, Karl-Heinz Rummenigge, mengungkapkan sebuah momen yang paling menyedihkan. Menurut Rummenigge, keputusan saat memecat Carlo Ancelotti sebagai pelatih Bayern Munich merupakan sebuah penyesalan yang tak bisa dilupakan.

Real Madrid Juara Liga Champions 14 Kali karena Dibantu Wasit

Diketahui, Ancelotti pernah menangani FC Hollywood pada 1 Juli 2016 hingga 28 September 2017. Ketika itu, Ancelotti dipecat manajemen setelah Bayern Munich menyerah 0-3 dalam laga fase grup Liga Champions pada 27 September 2017.

Keputusan memecat Ancelotti adalah sesuatu yang berat Rummenigge. Sebab, dikatakannya, Ancelotti merupakan pelatih yang memiliki kualitas tersendiri.

Bintang Bayern Munich Ngamuk Usai Disingkirkan Real Madrid, Bongkar Aib Ronaldo

"Pertama-tama, saya pikir Ancelotti adalah pelatih bagus. Sayangnya, setelah satu setengah tahun, performa Bayern tidak berjalan sesuai harapan, dan Ancelotti tidak mendapatkan hasil sesuai ekspektasi kami pada musim kedua," kata Rummenigge, seperti dikutip AS.

Rummenigge mengatakan, Ancelotti adalah sosok pria yang dapat bersikap tenang meski mengalami situasi yang sangat buruk. Bahkan, Rummenigge menilai pelatih asal Italia tersebut adalah teman sejati baginya.

Bungkam Bayern Munich, Real Madrid Tantang Borussia Dortmund di Final Liga Champions

"Ancelotti adalah pria yang baik. Bagi saya, dia teman sejati, dia selalu sangat tenang," ucapnya

"Saya telah bekerja dengan banyak pelatih. Akan tetapi, hanya Ancelotti yang mempunyai kemampuan untuk selalu tetap tenang, bahkan pada saat-saat sulit," ujar Rummenigge.

Rummenigge kemudian menceritakan ketika dia harus memecat sang pelatih. Ia mengaku begitu emosional, berat hati untuk memecat Ancelotti. Kendati begitu, dirinya tetap menghormati keputusan jajaran petinggi klub, yang mau tidak mau harus disampaikannya.

"Saya ingat ketika memecat dia. Ancelotti memahami situasinya. Dia memeluk saya dan berkata, 'Tidak apa-apa. Anda bukan bos saya lagi, tetapi kita masih tetap teman'. Saya akhirnya menangis karena saya tidak mengira kata-kata tersebut keluar dari Ancelotti pada saat itu," katanya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya