- Lockheed Website
VIVA – China menuduh Amerika Serikat telah mengirim pesawat pengintai U-2 menerobos ke zona terlarang hanya untuk memata-matai militer China. Negeri Tirai Bambu itu telah mengajukan pernyataan tegas atas Amerika.
Amerika diketahui mengirim pesawat pengintai sehari lalu, saat China sedang menggelar latihan militer. Karenanya, ketegangan Washington dan Beijing kini kian meningkat.
China sebenarnya telah mengecam aktivitas mata-mata yang dilakukan Amerika. Tapi di sisi lain, Amerika mengeluhkan intersepsi tidak aman pesawat-pesawat China.
“Pesawat U-2 terbang tanpa izin di atas zona larangan. Mereka terbang di wilayah militer utara, tempat latihan menembak berlangsung, dan ini sangat mengganggu,” kata Kementerian Pertahanan China dikutip VIVA Militer dari Task and Purpose Rabu 26 Agustus 2020.
Ternyata, pengawasan yang dilakukan Amerika sudah terjadi secara teratur dan bagi China ini dapat dengan mudah menyebabkan kesalahpahaman atau terjadi insiden yang tak terduga.
“Itu adalah tindakan provokasi dan China dengan tegas menentangnya. Kami juga sudah mengajukan pernyataan tegas dengan pihak AS,” tambah kementerian itu.
Meskipun tidak disebutkan secara pasti di mana saja insiden itu terjadi, tapi yang pasti saat ini China sedang melakukan latihan militer di tiga tempat berbeda. China diketahui tengah menggelar latihan militer di Laut Bohai, Laut Kuning, dan Laut China Selatan.
“Kami menuntu pihak AS untuk segera menghentikan tindakan provokatif semacam ini. Seharusnya mengambil langkah yang baik untuk menjaga perdamaian dan stabilitas,” ucapnya.
Memang hubungan antara Washington dan Beijing telah memburuk dalam segala hal. Itu dimulai dari perdagangan dan hak asasi manusia, hingga apa yang dilihat Amerika Serikat sebagai langkah agresif oleh angkatan bersenjata China.
Amerika melihat langkah agresif angkatan bersenjata China terutama di Laut China Selatan yang disengketakan dengan Jepang dan daerah di sekitar Taiwan yang diklaim China.
Pada April 2001, penyadapan pesawat mata-mata AS oleh jet tempur China mengakibatkan tabrakan yang menewaskan pilot China dan memaksa pesawat Amerika melakukan pendaratan darurat di pangkalan di pulau Hainan di China selatan.
