Garda Revolusi Islam Iran: Bahrain dan UEA Pengkhianat!

VIVA militer: Panglima Garda Revolusi Iran (IRGC), Mayjen Hossein Salami
Sumber :
  • Radio Free Europe

VIVA – Sebagai salah satu negara yang mendukung perjuangan rakyat Palestina, Iran mengecam keras kesepakatan damai yang dilakukan Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel. Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengeluarkan pernyataan keras terhadap dua negara kerajaan Arab tersebut.

Arab Saudi Gelar Pengamatan Hilal 1 Ramadhan pada 10 Maret, Kemungkinan Tak Terlihat?

Dalam laporan VIVA Militer sebelumnya, Bahrain dan UEA telah menandatangani kesepakatan damai dengan Israel di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat (AS), Selasa 15 September 2020. Dalam pertemuan itu, Presiden AS, Donald Trump, menjadi saksi momen bersejarah perdamaian dua negara Arab dengan pemerintah Zionis Israel.

Mendengar kabar perdamaian Israel dengan Bahrain dan UEA, Garda Revolusi Iran marah besar. Mengingat pesan terakhir mendiang mantan Panglima Pasukan Quds IRGC, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, yang menegaskan bahwa Iran akan mendukung penuh perjuangan rakyat Palestina agar bebas dari cengkraman Israel.

Iran Offers Visa-free Entry for 28 Countries, Include Indonesia

Sikap Soleimani itu tergambar dalam pernyataan IRGC, yang dengan tegas menyebut Bahrain dan UEA telah mengambil keputusan yang sangat bodoh. Tak hanya itu, IRGC juga menganggap Bahrain dan UEA sebagai pengkhianat.

VIVA Militer: Pemimpin revolusi Iran, Ayatollah Ali Khamenei

7 Negara Arab yang Jadi Pangkalan Militer Tentara Amerika Serikat, dari Arab Saudi-Turki

"Kesepakatan itu adalah kebodohan historis dan jelas merupakan sebuah pengkhianatan. Itu akan mempercepat pemusnahan Israel," bunyi pernyataan Garda Revolusi Iran dikutip VIVA Militer dari Middle East Eye.

Tak cuma IRGC, Pemimpin Tertinggi Revolusi Iran, Ayatollah Khamenei, juga memberikan pernyataan serupa. Selain memberi cap pengkhianat kepada Bahrain dan UEA, Khamenei yakin kedua negara itu akan sadar jika keputusan yang diambil salah.

"Itu adalah pengkhianatan. (Perjanjian damai) itu tidak akan bertahan lama," ujar Khamenei.

Sementara itu, Panglima Angkatan Bersenjata Iran (Artesh), Mayor Jenderal Mohammed Bagheri, memperingatkan UEA bahwa pendekatan Iran akan berubah pasca keputusan berdamai dengan Israel. Bagheri mengancam akan menyerang UEA jika keamanan nasional Iran terancam akibat perjanjian damai itu.

Baca juga: Gawat, Data Rudal Nuklir Terbaru Rusia Dibocorkan Letjen Hockenhull

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya