Sebut Azerbaijan Biang Kerok Perang, Eks Pemain MU Dianggap Songong

VIVA Militer: Bintang sepakbola Armenia, Henrikh Mkhitaryan
Sumber :
  • The Independent

VIVA – Perang Armenia-Azerbaijan yang menjadi sorotan dunia, tak luput dari pengamatan sosok bintang sepakbola, Henrikh Mkhitaryan. Mantan pemain Manchester United yang kini berseragam AS Roma, menuding Azerbaijan sebagai biang kerok meletusnya perang.

Turki Menolak Pertemuan Trilateral Antara Armenia, AS dan UE Karena Ketidakhadiran Azerbaijan

Dalam data yang diambil VIVA Militer dari akun Twitter pribadi Mkhitaryan, gelandang berusia 31 tahun ini menuduh pasukan Azerbaijan telah melakukan provokasi. Dalam cuitannya pada 27 September 2020, pemain yang pernah membela Shaktar Donetsk ini menyebut jika pasukan Azerbaijan lah yang memulai perang.

Tak hanya itu, Mkhitaryan juga menyebut bahwa pasukan Angkatan Bersenjata Azerbaijan mengerahkan armada tempur dengan jumlah masif dan menyerang warga sipil.

Deretan Fakta Perang Armenia dan Azerbaijan yang Sedang Memanas

"Saya terbangun pagi ini mengetahui serangan skala besar tentara Azerbaijan di #NagornoKarabakh (negara merdeka de-facto yang dihuni oleh orang-orang Armenia) yang menargetkan penduduk sipil di Stepanaket & sekitarnya," tulis Mkhitaryan di Twitter

2 Negara Tak Terduga Ini Sedang Memanas, Militer Saling Serang Senjata Mematikan

Pernyataan Mkhitaryan ini memancing kemarahan dari sejumlah netizen, terutama yang berasal dari Azerbaijan dan Turki. Sebuah akun bernama @NadirHajiyev menyindir Mkhitaryan. Akun ini membongkar fakta bahwa Nagorno-Karabakah dihuni oleh warga etnis Armenia, lantaran pendudukan pasukan militer Armenia sejak 1991 hingga 1993.

"Tuan yang terhormat, Anda menyebutkan "de facto" dengan sangat baik. Dan dapatkan Anda menjelaskan mengapa "negara bagian" ini hanya dihuni oleh orang Armenia? Biarkan saya memberitahu Anda. Karena selama 1991-1993 Angkatan Bersenjata Armenia menduduki wilayah #Azerbaijan yang diakui secara internasional," bunyi pernyataan akun @NadirHajiyev.

Pernyataan yang lebih keras muncul dari Akun bernama @Mart_donus. Dalam cuitannya, akun ini membuktikan bahwa pasukan Armenia telah membunuh sejumlah warga sipil di wilayah Hojali (Khojaly), pada 1992.

Perlu diketahui, peristiwa Pembantaian Khojaly yang dilakukan pasukan militer Armenia, terjadi pada 1992 dan mengakibatkan 613 warga sipil Azerbaijan tewas. 106 korban pembantaian adalah wanita, sementara 83 lainnya adalah anak-anak dan bayi.

Baca juga: Licik, Armenia Sewa Ratusan Tentara Bayaran Kurdi Buat Perang

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya