2 Tentara Ukraina Mati Mengenaskan Diroket Pemberontak Pro-Rusia

VIVA Militer: Tentara Ukraina tewas
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Sejumlah anggota pemberontak pro-Rusia melancarkan serangan di wilayah timur Ukraina. Akibatnya, dua orang tentara Ukraina tewas mengenaskan dalam sebuah ledakan, Senin 10 Januari 2022.

Putin Resmi Dilantik Jadi Presiden Rusia, Lanjut Menjabat 6 Tahun Lagi

Dilansir VIVA Militer dari Al-Arabiya, Angkatan Bersenjata Ukraina (ZSU) menyebut bahwa basis personel di wilayah timur menjadi sasaran serangan kelompok separatis. Para pemberontak disebut menembaki pasukan Ukraina dengan peluncur granat, senapan mesin dan senjata ringan.

Akan tetapi, pihak militer Ukraina belum mengonfirmasi alat senjata yang digunakan untuk membunuh kedua anggotanya tersebut.

Di Forum Parlemen MIKTA, Puan Ingatkan Krisis di Gaza Berdampak pada Stabilitas Global

"Akibat ledakan alat peledak yang tak diketahui, dua prajurit mengalami luka berat yang merenggut nyawanya," bunyi pernyataan Angkatan Bersenjata Ukraina.

Serangan yang dilancarkan kelompok pemberontak pro-Rusia ini dilancarkan di tengah proses negosiasi antara Rusia dan Amerika Serikat (AS), yang berlangsung di Jenewa, Swiss, di hari yang sama.

Rusia Ngamuk dan Ancam Serang Instalasi Militer Inggris, Apa Sebabnya?

VIVA Militer: Tentara Ukraina tewas

Photo :
  • New York Times

AS bereaksi keras menyusul pengerahan puluhan ribu personel militer Rusia ke perbatasan Ukraina, dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Pemerintah Negeri Paman Sam menegaskan bahwa Rusia akan menghadapi konsekuensi diplomatik dan ekonomi berat jika sampai melancarkan invasi ke Ukraina.

Hal tersebut dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, Minggu 9 Januari 2022 lalu. Blinken menyatakan bahwa Rusia harus memilih jalur diplomasi atau konfrontasi untuk menyelesaikan konflik dengan Ukraina.

Sementara itu, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) juga telah memberi peringatan keras kepada Rusia. NATO memastikan akan mengerahkan pasukannya ke perbatasan Rusia, jika Vladimir Putin tak memberi perintah penarikan mundur pasukan dari perbatasan.

Seperti yang diketahui, konflik Rusia-Ukraina di wilayah perbatasan sudah berlangsung sejak 2014 pasca aneksasi wilayah Krimea. Sejak saat itu, Rusia terus melancarkan tekanan terhadap Ukraina setelah penggulingan pemerintahan Presiden Viktor Yanukovich, yang pro-Rusia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya