Putin Ancam Pasukan Ukraina di Depan Sekjen PBB: Bebaskan Warga Sipil!

VIVA Militer: Presiden Rusia, Vladimir Putin
Sumber :
  • news18.com

VIVA – Tak main-main, Presiden Rusia, Vladimir Putin, memberikan ancaman langsung kepada pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina (ZSU) yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal, Mariupol. 

Prabowo Suarakan Solidaritas untuk Palestina, Soroti Standar Ganda Negara Barat

Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Kantor Berita Rusia, TASS, pernyataan Putin ditegaskan di depan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres..

Putin bertemu langsung dengan Guterres di Moskow, Selasa 25 April 2022 di Moskow, dan terlibat pembahasan terkait operasi militer Rusia di Ukraina.

AS Gelontorkan Lagi Rp 420 Triliun Lebih untuk Perang Israel di Gaza

Pada kesempatan itu, Putin menyatakan kepada Guterres bahwa pabrik baja Azovstal telah ditutup dan sepenuhnya berada di bawah kendali pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF). 

Putin juga memastikan, tidak ada satu pun operasi militer yang digelar pasukan Rusia di Azovstal.

Di Tengah Pertempuran Rusia-Ukraina, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditangkap Karena Terima Suap

VIVA Militer: Pabri baja Azovstal, benteng terakhir tentara Ukraina d Mariupol

Photo :
  • streamtvpro.co

Yang tak kalah penting, orang nomor satu di Negeri Beruang Merah itu membenarkan bahwa ia telah mendengar kabar bahwa ada sejumlah warga sipil Ukraina yang berada di Azovstal.

Oleh sebab itu, Putin memperingatkan pasukan Ukraina agar membebaskan seluruh warga sipil yang ada di Azovstal. 

Jika sampai menjadikan warga sipil sebagai tameng hidup, Putin memastikan akan melakukan tindakan tegas seperti halnya terhadap kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Benar, kami mendengar pihak berwenang di Ukraina mengatakan bahwa ada warga sipil (di pabrik Azovstal). Pasukan Ukraina wajib melepaskan mereka," ucap Putin.

"Jika tidak, mereka akan bertindak seperti yang dilakukan teroris di banyak negara di dunia seperti ISIS di Suriah, dengan menggunakan penduduk sipil sebagai tameng," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya