Pembunuhan Ilegal 54 Pejuang Taliban Seret Pasukan Elite SAS Inggris

VIVA Militer: Pasukan elite Inggris Special Air Service (SAS)
Sumber :
  • mirror.co.uk

VIVA – Kabar kasus pembunuhan ilegal sejumlah anggota pasukan elite Special Air Service (SAS) terhadap puluhan pejuang Taliban Afghanistan, membuat geger. Sejumlah prajurit SAS Inggris diduga membunuh 54 pejuang Taliban di dalam tahanan di Afghanistan. 

Dahsyaaat.. Pasukan Tengkorak Borong 5 Gelar Juara, Raja Aibon Jadi Komandan Terbaik Kostrad TNI

Dilansir VIVA Militer dari Daily Mail, pembunuhan 54 pejuang Taliban terjadi mulai 2010 hingga 2011, saat militer Inggris masuk ke Afghanistan. Pembunuhan para anggota Taliban baru diketahui, setelah peran Komandan SAS menutupi kasus tersebut akhirnya terbongkar.

Kementerian Pertahanan Inggris mengerahkan personel Polisi Militer Kerajaan Inggris (RMP), untuk melakukan investigasi terkait kasus ini.

Pengakuan Pelaku Bunuh Wanita MiChat di Bali, Jasadnya Dimasukan ke Dalam Koper

Seorang tersangka yang merupakan anggota satuan elite SAS Inggris sebelumnya telah memberikan pengakuan, jika eksekusi mati pejuang Taliban adalah bagian dari misi mereka di Afghanistan.

VIVA Militer: Mayat pejuang Taliban Afghanistan

Photo :
Top News: 5 Negara dengan Militer Terkuat, Pangdam XIII/Merdeka Rotasi 3 Pati dan 5 Pamen

"Pembunuhan ilegal adalah bagian dari pekerjaan kami. Kebenaran insiden semacam itu di Afghanistan, akan mengguncang segalanya," ucap seorang prajurit SAS yang identitasnya dirahasiakan.

Dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari BBC, kasus pembunuhan ilegal yang dilakukan oleh sejumlah anggota SAS telah menyudutkan nama Jenderal Sir Mark Carleton-Smith, mantan Panglima Angkatan Bersenjata Inggris.

Carleton-Smith yang juga pernah menduduki posisi sebagai Komandan SAS diduga telah menutupi, dan dianggap gagal menunjukkan bukti keterlibatan satuannya dengan kasus ini.

Kementerian Pertahanan Inggris mendesak militer Inggris untuk membeberkan bukti dan menghadirkan saksi, terkait pembunuhan ilegal pejuang Taliban. 

VIVA Militer: Anggota pasukan elite Special Air Service (SAS) Inggris

Photo :
  • sofrep.com

Pernyataan Kementerian Pernyataan Inggris dikeluarkan, hanya beberapa jam setelah mantan Panglima Angkatan Bersenjata Ingris, Jenderal Sir David Richards, mendesak suksesornya, Laksamana Sir Tony Radakin, melaksanakan perintah tersebut.

"Jika saya masih menjadi Kepala Staf Pertahanan (CDS), saya akan memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas peristiwa yang digambarkan. Saya yakin, Laksamana Sir Tony Radakin, melakukan ini," kata Richards.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya