- vox.com
VIVA – Setelah hampir dua tahun pasca merebut kekuasaan dari pemerintah boneka buatan Amerika Serikat (AS), kekuatan Taliban semakin meningkat di Afghanistan. Yang terbaru, Taliban kembali menyepakati kerja sama dengan Republik Rakyat China (RRC).
China di bawah komando Presiden Xi Jinping, dikabarkan telah menyepakati kerja sama di bidang militer.
Dilansir VIVA Militer dari American Military News, China segera mengekspor senjata ke Afghanistan dengan satu alasan.
Kesepakatan Taliban dengan China tercapai pasca insiden teror bom di sebuah hotel, yang terletak di ibukota Kaboul, Senin 12 Desember 2022 lalu.
VIVA Militer: Presiden China, Xi Jinping
- japantimes.co.jp
Ancaman kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) adalah alasan utama Taliban menerima bantuan senjata dari China.
Di sisi lain, China juga menjadikan Taliban sebagai sekutu dalam perlawanan terhadap ISIS. Hal ini tak lepas dari pembantaian yang dilakukan militer China, terhadap etnis muslim Uighur.
Sementara itu, selain untuk menumpas jaringan teroris ISIS di negaranya, Taliban juga membutuhkan senjata untuk melawan kelompok separatis Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRF).
Meskipun berhasil mengusir pasukan militer Amerika Serikat dari Afghanistan, Taliban masih terlibat konflik dengan milisi NRF, khususnya di Provinsi Panjshir.
VIVA Militer: Pasukan Taliban Afghanistan
- arabnews.com
Milisi NRF menguasai wilayah tersebut dan secara organisir melancarkan serangan anti-Taliban.
Kemudian, Taliban juga masih harus menghadapi perlawanan kelompok pemberontak pro-Amerika Serikat yang masih tersisa.
