Dibombardir Hamas Palestina, Jenderal Intel Militer Israel: Semua Salah Saya
- Twitter/@nexta_tv
VIVA – Hampir dua pekan tutup mulut, Kepala Direktorat Intelijen Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Mayor Jenderal Aharon Haliva, akhirnya buka suara. Haliva mengakui kesalahannya usai serangan masif Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023 lalu.
Seperti yang diketahui, serangan ribuan roket dan infiltrasi yang dilancarkan pasukan Hamas Palestina sangat mengejutkan Israel.
Meski memiliki sistem pertahanan udara sekelas C-RAM Iron Dome, Israel nyatanya tetap kebobolan. Ratusan tentara Israel dan warga sipil tewas dalam serangan itu.
Hingga pada akhirnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberlakukan situasi darurat. Tak hanya itu, Netanyahu juga menginstruksikan militer Israel untuk menyerang balik Hamas, dengan sandi Operasi Pedan Besi (Operation Iron Swords).
Terkait hal ini, Haliva akhirnya memberikan pernyataan resmi tepat di hari ke-10 operasi serangan balik militer Israel.
Menurut pengakuannya, ia melakukan lawatan ke seluruh unit Direktorat Intelijen Militer Israel dan memastikan bahwa perang kali ini disebabkan oleh kegagalannya.
Haliva menyatakan bertanggung jawab atas kegagalan unit Direktorat Intelijen Militer Israel, yang justru lalai dalam melaksanakan tugas menjaga keamanan negara.
"Dalam semua kunjungan saya ke unit Direktorat Intelijen Militer dalam 11 hari terakhir, saya duduk dan menekankan bahwa permulaan perang adalah kegagalan intelijen," ujar Haliva dikutip VIVA Militer dari TASS.
"Direktorat Intelijen Militer di bawah komando saya gagal memperingatkan serangan teror yang dilakukan Hamas. Kami gagal dalam misi terpenting kami. Dan sebagai Kepala Direktorat Intelijen Militer, saya bertanggung jawab penuh atas kegagalan tersebut," katanya.
Mantan Komandan Pasukan Lintas Udara ke-98 Angkatan Darat Israel itu berjanji, akan mengusut tuntas insiden serangan pasukan Hamas Palestina yang menewaskan setidaknya 1.500 warga Israel.
Akan tetapi, Haliva menegaskan saat ini ia dan unit Direktorat Intelijen Militer Israel akan berkonsentrasi penuh menjalankan serangan balasan dalam Operasi Pedang Besi.
"Yang perlu diusut akan kami selidiki sedalam-dalamnya dan selengkap-lengkapnya, lalu kita tarik kesimpulannya. Tapi sekarang, tugas kami hanya satu, melawan dan menang," ucap Haliva melanjutkan.