KRI Kurau-856, Kapal Canggih Buatan Indonesia Pernah Jaya

VIVA MILITER: KRI Kurau-856
Sumber :
  • Website indomiliter.com

VIVA – TIga tahun yang lalu, TNI AL meresmikan KRI Kurau-856 di Dermaga Sunda Kelapa, Batavia. Marina Ancol, Jakarta Utara. Saat itu, peresmian Kapal Perang Republik Indonesia masih di bawah pimpinan mantan Kasal Laksamana TNI Ade Supandi.

19 Pati TNI Naik Pangkat Lebih Tinggi, Ini Daftar Namanya

Kapal buatan PT Caputra Mitra Sejati Banten ini merupakan kapal perang berjenis PC-40 yang memiliki teknologi canggih. Keterlibatan galangan nasional dalam pembuatan kapal jadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) dari negara lain.

Dikutip VIVA Militer dari Maritim News Jumat 1 Mei 2020, KRI Kurau-856 akan berada dibawah pembinaan Satuan Patroli (Satrol) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar). Kapal tersebut memiliki mesin utama 3 x 1800 Hp dengan putaran mesin 2300 rpm, serta kecepatan maksimum mencapai 24 knot. 

Laksma TNI Avianto Resmi Pegang Tongkat Komando Lantamal XII Pontianak

Kapal ini juga memiliki kecepatan jelajah sampai 18 knot dengan daya jangkau 1632 nautical mile (setara 8.022 km). Kapal berbobot kurang lebih 200 ton ini, mampu memuat kapasitas bahan bakar hingga 70.000 liter, selain itu KRI Kurau 856 memiliki panjang (Loa) 44,95 meter, lebar 7,90 meter dan tinggi tengah kapal 4,25 meter.

Asal usul nama “Kurau” yang diberikan oleh TNI AL ini diambil dari nama ikan yang hidup berkoloni di perairan yang jernih dan mempunyai kemampuan berenang di laut bergelombang cukup tinggi.

Hadiri Forum Internasional di China, KSAL Tegaskan Pentingnya Jaga Keamanan Maritim di Kawasan

Pemilihan nama ini tentunya memberi makna mendalam sesuai dengan fungsi asasinya sebagai kapal patroli yang mampu bermanuver secara cepat. KRI Kurau 856 adalah pengadaan Kapal Patroli Cepat 40 Meter Ke-16 dari rencana pemenuhan sebanyak 42 unit untuk diproyeksikan ke 14 Lantamal TNI AL.

Pembangunan Kapal PC-40 meter ini merupakan manifestasi penting dari kebijakan dasar pembangunan TNI Angkatan Laut menuju kekuatan pokok minimum atau minimum essential force (MEF) yang telah ditetapkan.

Ini sekaligus merupakan salah satu solusi konkrit bagi komite kebijakan industri pertahanan dalam mengurangi ketergantungan dari negara lain terkait dengan pengadaan alutsista TNI AL pada masa yang akan datang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya