Mengintip Sosok Pesawat Tempur Hawk 109/209 yang Jatuh di Riau

Alutsista pesawat tempur Hawk 100/200
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

VIVA – Kabar duka kembali menyelimuti armada tempur TNI Angkatan Udara. Pagi ini, sekitar pukul 08.05 wib, sebuah pesawat tempur jeni Hawk 109 milik Skuadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau dikabarkan telah jatuh tak jauh dari pangkalan udara Roesmin Nurjadin. 

Pesawat Tempur Militer Iran Menimpa Sekolah, Tewaskan 3 Orang

Hingga saat ini TNI AU masih melakukan penyelidikan terkait dengan insiden jatuhnya pesawat tempur yang mendapat julukan 'Cabe Rawit dari Inggris' itu dari kegiatan latihan rutinnya pagi tadi.

"Penyebab kecelakaan dan informasi lainnya masih dalam proses investigasi oleh tim TNI AU," kata Kadispenau Marsma TNI Fajar Adriyanto kepada VIVA Militer, Senin, 15 Juni 2020.

Enam Penumpang Diperkirakan Tewas Setelah Pesawat Rusia Jatuh

Pesawat Hawk 200 milik TNI AU jatuh di Pekanbaru

Pesawat tempur jenis Hawk adalah salah satu pesawat tempur pabrikan buatan British Aerospace yang saat ini menjadi BAE Systems. BAE Systems mulai mengembangkan pesawat tempur jenis Hawk sejak tahun 1980an. 

Keluarga Cerita Kiprah Kapten Mirza yang Pernah Ikut Operasi Militer

Awalnya, BAE Systems memproduksi pesawat latih Hawk 50 dan Hawk 60 yang cukup populer di kalangan penerbangan dunia. Kemudian pada perjalananya, perusahaan penerbangan British itu melakukan pengembangan dengan memproduksi Hawk 100 dan Hawk 200.

Dikutip dari Airspace Review, pesawat tempur Hawk 100 dirilis secara resmi pada tanggal 29 April 1987. Pesawat Hawk 100 didesain sebagai pesawat latih tempur (Lead In Fighter Trainer) bertempat duduk ganda. 

Selang tiga bulan dari itu, BAE Systems kembali merilis pesawat Hawk 200 yang diyakini lebih tangguh dari Hawk 100. Dalam perkembangannya, pesawat tempur jenis Hawk baik Hawk 100 maupun Hawk 200 terus mengalami perkembangan dan modifikasi. Diantaranya kursi pilot yang berfariasi, ada yang dilengkapi satu kursi pilot, dan ada yang memiliki kursi ganda yang dilengkapi otomatis pelontar kursi.

Alutsista pesawat tempur Hawk 100/200

Jika Hawk 100 didesain sebagai pesawat latih lanjut yang memiliki kemampuan untuk bertempur atau menyerang, Hawk 200 didesain sebagai pesawat tempur murni multiperan yang dirancang untuk pertahanan udara, serangan darat, dan serangan laut (anti-kapal), dan juga dukungan udara jarak dekat (CAS). 

Sejak pertama rilis, hampir seluruh negara-negara maju  tertarik dengan desain pesawat tempur yang memiliki postur body mungil itu. 

Di Kawasan Asia Tenggara TNI AU adalah pengguna terbanyak seri Hawk 200, yaitu sebanyak 34 unit. Peringkat kedua negara di Asia Tenggara yang menggunakan pesawat tempur Hawk 200 adalah Malaysia. Negeri Jiran itu memiliki 18 unit pesawat Hawk 200 untuk memperkuat pertahanan udara mereka.

Hawk TNI AU mendapatkan lisensi resmi dari BAE Systems dengan menggunakan kode Hawk 109 untuk Hawk 100 dan Hawk 209 untuk Hawk 200.

Saat ini 34 pesawat Hawk 109 dan 209 buatan BAE Systems Inggris itu telah memperkuat dua skuadron tempur TNI AU di Indonesia, yaitu Skuadron Udara 12 "Black Panthers" Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau dan Skuadron Udara 1 "Elang Khatulistiwa" di Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.

Berikut ini spesifikasi Hawk 100/200 TNI AU :

Body Pesawat : Panjang 11,38 m, rentang sayap 9.39 m, tinggi 4,16 m. 
MTOW : 9.101 Kg.
Mesin : Rolls Royce Turbomeca Adour Mk. 871 Turbofan.
Thrust : 26 kN.
Kecepatan Jelajah : 796 km/jam.
Kecepatan Maksimal : 1.037 km/jam.
Kapasitas BBM : 1.360 Kg internal, plus 3.210 Kg (3 drop tanks).
Jangkauan Ferry : 1.950 Km dengan 3 drop tanks.
Radius tempur : 617 Km.
Ketinggian terbang : 15.250 m.

Baca : Pesawat Tempur TNI AU yang Jatuh di Riau Jenis Hawk 200

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya