Pangdam Jaya: TNI-Polri Harus Kendalikan Emosi Hadapi Pendemo

VIVA Militer : Pangdam Jaya ketika memantau langsung massa aksi UU Omnibus Law
Sumber :
  • Instagram Kodim 0501/JP

VIVA – Panglima Kodam Jaya, Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman pagi tadi memimpin Apel Kesiapan TNI-Polri dalam rangka mengantisipasi unjuk rasa penolakan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja bersama Kapolda Metro Jaya Irjen.Pol.Nana Sudjana.

Innalillahi, Prajurit Terbaik TNI Angkatan Darat Meninggal Dunia Tersambar Petir

Pangdam Jaya menyampaikan, seluruh personil TNI dan Polri harus siap dalam menghadapi berbagai kemungkinan dalam gerakan unjuk rasa penolakan UU Omnibus Law yang rencananya akan dilakukan oleh sejumlah elemen buruh, mahasiswa dan organisasi masyarakat dalam beberapa hari kedepan.

Lebih jauh lagi, Pangdam Jaya menjelaskan, dalam gelombang unjuk rasa mendatang, kemungkinan besar akan ada penumpang gelap yang memiliki kepentingan untuk menciptakan suasana aksi unjuk rasa berakhir dengan rusuh. Hal itu disampaikan oleh Mayjen TNI Dudung Abdurachman setelah mempelajari pola gerakan aksi masa yang terjadi pada hari Kamis, 8 Oktober 2020 lalu di sejumlah titik di Jakarta.

3 Jenderal Termuda di TNI Angkatan Darat, Ada yang Jadi Perisai Hidup Presiden Jokowi

"Saya mengingatkan bahwa yang ikut dalam Unras nanti kemungkinan ada kelompok-kelompok tertentu yang dikendalikan oleh pihak-pihak yang hanya mementingkan kepentingan pribadi atau golongannya, karena barisan sakit hati sehingga memanfaatkan situasi, memanfaatkan orang-orang yang tidak mengerti, kemudian dikendalikan dan diiming-imingi uang yang tidak seberapa mereka berikan, tetapi setiap ada momen-momen selalu tampil," kata Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Senin, 12 Oktober 2020.

Pangdam Jaya juga mengingatkan kepada seluruh prajurit TNI dan Polri yang menjadi garda terdepan dalam melakukan penjagaan keamanan dan ketertiban masyarakat selama kegiatan unjuk rasa berlangsung agar dapat mengendalikan emosi dalam menghadapi para peserta unjuk rasa.

Korut Kirim Utusan ke Iran, Kira-kira Ini yang Dibahas

Pangdam Jaya mengingatkan agar seluruh prajurit TNI dan Polri dapat mengendalikan emosi dan tidak mudah terpancing oleh ulah oknum yang sengaja memancing kerusuhan ketika aksi unjuk rasa berlangsung.

"Mereka itu adalah rakyat kita juga, masyarakat kita, TNI-Polri senantiasa selalu hadir ditengah kesulitan mereka, oleh karenanya didalam setiap kegiatan-kegiatan yang nanti akan kita lakukan, ingat bahwa mereka adalah rakyat-rakyat kita, TNI-Polri berasal dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat," ujarnya.

"Oleh karena itu, kendalikan emosi, kendalikan emosi. Karena ini justru akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu sehingga akan menjadi kunci pokok bagi mereka bahwa tindakan kepolisian dan tentara, seakan-akan melakukan tindakan-tindakan kekerasan yang berlebihan terhadap perusuh," tambahnya.

Untuk diketahui, informasi yang dihimpun akan ada gerakan unjuk rasa selama lima hari berturut-turut sejak hari Senin, 12 Oktober 2020 hingga Jum'at, 16 Oktober 2020 yang akan dilakukan oleh sejumlah elemen buruh, mahasiswa dan organisasi masyarakat dalam rangka menolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja. Sejumlah lokasi yang akan disasar oleh para demonstran adalah Istana Negara, Gedung DPR/MPR, dan sejumlah sentra ekonomi dan perkantoran yang kemungkinan akan dijadikan lokasi aksi para pengunjuk rasa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya