21 Tahun Lalu, Tentara Rusia Bantai 60 Warga Muslim Chechnya

VIVA Militer: Tentara Rusia di depan kuburan massal warga Chechnya
Sumber :
  • Natalia

VIVA – Salah satu peristiwa paling mengerikan yang pernah terjadi di muka bumi adalah Perang Chechnya II, yang berlangsung selama hampir 10 tahun. Tak ayal, ratusan ribu nyawa baik dari personel militer dan wagra sipil melayang.

Di Tengah Pertempuran Rusia-Ukraina, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditangkap Karena Terima Suap

Dikutip VIVA Militer dari Human Rights Watch, tepat pada hari ini 21 tahun lalu, sebuah peristiwa mengerikan terjadi di Distrik Aldi, bagian selatan Grozny.

Laporan menyebut, 60 orang warga sipil Muslim Chechnya tewas akibat kebiadaban aksi tentara Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF).

Wamenhan Rusia Ditangkap Atas Dugaan Korupsi

Ratusan personel tentara Rusia memasuki Aldi pada 5 Februari 2000. Setelah tiba di Aldi, para tentara Rusia melakukan penjarahan terhadap warga sipil di Aldi. Tak hanya itu, para tentara Rusia ini juga memeras, memperkosa, membakar rumah, sampai membunuh warga sipil dengan brutal.

Photo :
  • Twitter/@SovietSergey
5 Negara Pemegang Hak Veto di PBB, Keputusan Internasional Ada di Tangan Mereka

Human Rights Watch memastikan peristiwa ini benar-benar terjadi, setelah melakukan wawancara langsung dengan enam saksi mata yang juga merupakan warga Distrik Aldi.

"Semakin jelas bahwa ini bukanlah insiden yang terisolasi. Kami menemukan pola eksekusi singkat di seluruh Grozny," ucap Holly Cartner, Direktur Eksekutif Human Rights Watch.

Perang Chechnya II lahir akibat kampanye militer Rusia yang bertujuan untuk mengembalikan wilayah separatis Chechnya. Sebab pada Perang Chechnya I, Chechnya memerdekakan diri secara de facto dengan nama Republik Chechnya Ichkeria.

Saat Perang Chechny II meletus pada Agustus 1999, Rusia masih dipimpin oleh Presiden Boris Yeltsin. Hingga pada 31 Desember 1999 Vladimir Putin terpilih menggantikan Yeltsin. Putin adalah salah satu orang yang paling bertanggung jawab atas pembantaian 250 ribu warga Chechnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya