Fatal, 3 Prajurit TNI Dibunuh OPM saat Disuruh Komandan Jaga Galian

VIVA Militer: Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ketika berkunjung ke Timika
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa tidak dapat menutupi kemarahan di raut wajahnya. Terlebih lagi ketika orang nomor satu di lingkungan TNI itu mengetahui bahwa ada kebohongan yang disampaikan oleh seorang Komandan Kompi (Danki) kepada pimpinan atas terkait dengan terjadinya insiden penyerangan yang dilakukan oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) yang berafiliasi dengan OPM Papua di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, pada 27 Januari 2022.

Innalillahi, Prajurit Terbaik TNI Angkatan Darat Meninggal Dunia Tersambar Petir

Dalam serangan tersebut, tiga prajurit TNI Angkatan Darat dari Satgas Ramil Gome tewas akibat serangan dari KST OPM Papua. Tiga prajurit yang tewas itu adalah Serda Rizal, Pratu Tupas Baraza, dan Pratu Rahman.

Sebagai seorang pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab dalam sebuah operasi, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pun melakukan evaluasi secara keseluruhan, termasuk penempatan personel pada pos-pos penjagaan di wilayah rawan Papua. 

3 Jenderal Termuda di TNI Angkatan Darat, Ada yang Jadi Perisai Hidup Presiden Jokowi

Dalam rapat evaluasi yang digelar secara virtual beberapa waktu lalu, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menerima laporan dari Komandan Batalyon Satgas Gome bahwa serangan terhadap tiga prajurit Satgas Gome itu terjadi ketika prajurit TNI Angkatan Darat tengah melakukan patroli rutin di wilayah Distrik Gome. 

Namun, ketika ditelusuri lebih jauh lagi kronologis pergerakan demi pergerakan satuan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menemukan kejanggalan laporan yang disampaikan oleh Danki Gome kepada Komandan Batalyon (Danyon) Satgas Pamrahwan Papua ketika kejadian penyerangan tiga prajurit TNI Angkatan Darat tersebut.

Korut Kirim Utusan ke Iran, Kira-kira Ini yang Dibahas

"Hari itu kan insiden yang kemudian menewaskan sampai tiga orang anak buah dari pos itu, tetapi kegiatan yang dilaporkan oleh komandan pos kepada komandan atasnya yaitu Komandan Batalyon yang waktu itu vicon dengan saya, nah itu bohong," kata Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Jenderal Andika pun geram dan marah besar dengan Danki Gome. Jenderal Andika mencurigai ada pergerakan pasukan yang tidak sesuai dengan standar operasi yang seharusnya dilakukan oleh prajurit Satgas Ramil Gome pada saat insiden penyerangan itu terjadi.

Pada hari Senin malam, 21 Maret 2022, setelah bertemu dengan Komandan Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat, Laksamana John C. Aquilino, Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan, bahwa Danki Ramil Gome telah berbohong dalam melaporkan kronologis kejadian penyerangan KST OPM Papua kepada pimpinan atasan. 

Menurut Andika, ternyata pergerakan pasukan Pos Ramil Gome saat itu tidak dalam patroli seperti halnya yang dilaporkan oleh Danki Gome.

Fakta di lapangan adalah, pergerakan pasukan saat penyerangan oleh kelompok KST OPM Papua terjadi ketika sejumlah prajurit TNI Angkatan Darat itu tengah melakukan pergerakan pengamanan proyek galian pasir di Kabupaaten Puncak, Papua.

"Jadi misalnya dikatakan dia mengeluarkan pengaman pos itu, patroli, ke titik ini, ke titik A, ternyata yang dilakukan itu ke proyek galian pasir," kata Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Jenderal Andika pun memastikan bahwa pengamanan proyek galian pasir itu adalah pekerjaan yang ilegal dilakukan oleh Satgas Ramil Gome. 

Evaluasi Besar-besaran

Panglima TNI Jendral Andika Perkasa pun mengaku, saat ini pihaknya tengah memproses hukum dugaan indisipliner yang dilakukan oleh Danki Pos Ramil Gome tersebut. 

"Sudah (proses hukum) kita kawal terus. Jadi sekarang tahap penyidikan sudah berlangsung," ujar Panglima TNI.

Sebab, menurut Andika, apa yang dilakukan dengan menggerakan personel melakukan pengamanan di proyek galian pasir itu adalah pekerjaan yang ceroboh dan fatal. Terlebih lagi, lanjut Panglima TNI, pekerjaan tersebut dilakukan tanpa ijin alias ilegal.

Panglima TNI mengaku bahwa pihaknya melakukan evaluasi secara keseluruhan terkait dengan situasi di Papua, termasuk dengan penempatan pasukan di pos-pos rawan di Papua. 

"Jadi yang baru-baru berangkat kemarin sudah kami brief habis. Bahkan kepada yang sedang beroperasi di sana pun kita sampaikan evaluasi itu. Karena kita juga jangan dong sampai terlalu ceroboh, pertimbangan uang untuk pribadi, tetapi kemudian yang jadi korban anak buah," kata Jenderal Andika.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya