Instruksi KSAL: Jika KRI Bertemu Kapal Perang Asing Laksanakan Passex

VIVA Militer: Kapal perang TNI AL melintas di Selat Singapura
Sumber :
  • Dispen Koarmada II

VIVA – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono kembali menginstruksikan kepada seluruh jajarannya yang betugas di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) apabila bertemu atau berpapasan dengan kapal perang asing yang sedang melintas damai di wilayah teritorial perairan Indonesia untuk mengajak kapal-kapal perang tersebut melaksanakan latihan-latihan, salah satunya Passing Exercise (Passex).

Pengakuan Ojol Curi Velg-Ban di ITC Cempaka Mas, 62 Kolonel TNI Pecah Bintang

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Julius Widjojono menjelaskan, Passing Exercise (Passex) merupakan latihan yang dilaksanakan saat Kapal Angkatan Laut negara sahabat masuk atau keluar perairan yurisdiksi perairan Nasional Indonesia. 

Menurutnya, hal ini dilakukan secara universal, termasuk juga dilakukan oleh kapal Angkatan Laut negara sahabat apabila menyambut kehadiran KRI saat memasuki perairan negara mereka.

4 Fakta Menarik Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah, Jenderal Bintang 1 Termuda Saat ini

Kadispenal menambahkan, kebijakan tersebut juga telah disampaikan Kasal diberbagai kesempatan saat bertemu dengan sejumlah pejabat Angkatan Laut dunia. Dan sejumlah pimpinan Angkatan Laut negara-negara sahabat juga telah menyatakan setuju terhadap kesepakatan itu. 

"Mulai dari KSAL Cina, Vietnam, Singapore dan Malaysia bahkan kemarin KSAL Amerika dan Australia sudah sepakat mari kita ketemu, latihan. Karena itu wujud diplomasi dan untuk tingkatkan profesionalisme prajurit di kapal perang kita maupun kapal perang mereka," kata Laksma TNI Julius Widjojono dalam keterangan resminya yang diterima VIVA Militer, Jum'at, 9 September 2022.

BSSN Kirim Satgas Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Kadispenal mencontohkan, pada hari Rabu, 31 Agustus 2022 lalu, unsur kapal perang TNI AL KRI Lemadang–632 sebagai unsur Operasi di Bawah Kendali Operasi (BKO) Gugus Tempur Laut Komando Armada (Guspurla Koarmada) I yang sedang melaksanakan patroli laut di sekitar perairan Selat Riau dan Selat Singapura, bertemu Kapal Perang Royal Australian Navy (RAN), HMAS Maryborough-95 yang berlayar lintas damai di dalam wilayah teritorial Indonesia. 

VIVA Militer: Manuver kapal perang TNI Angkatan Laut dan kapal perang Australia

Photo :
  • Instagram/@koarmada2

Saat bertemu, KRI Lemadang–632 membuka jalur komunikasi dengan HMAS Maryborough-95 untuk dapat melaksanakan latihan Passex. Berkomunikasi menyambut kedatangan kapal Angkatan Laut negara sahabat dan berkoordinasi untuk melaksanakan sejumlah serial latihan, secara universal Angkatan Laut bila bertemu sesama kapal perang, pasti akan melaksanakan komunikasi, untuk saling menyapa. 

Sambutan positif pun diterima KRI Lemadang–632. HMAS Maryborough-95 merespon ajakan untuk latihan Passex selama pelayaran tersebut hingga kapal perang Australia tersebut meninggalkan perairan teritorial Indonesia.

Untuk diketahui, Angkatan Laut Australia memiliki hubungan kerjasama yang erat dengan TNI Angkatan Laut. Hubungan antara TNI Angkatan Laut dengan Angkatan Laut Australia itu terlihat dengan sejumlah kegiatan yang dilakukan bersama-sama antar TNI Angkatan Laut dengan Angkatan Laut Australia (RAN), diantaranya kunjungan Kepala Staf Angkatan Laut kedua negara secara bergantian dan bahkan Kasal Australia VADM Mark Hammond yang baru dilantik menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang dipilih untuk dikunjungi pertama kali. 

Demikian juga bagi KSAL Laksamana TNI Yudo Margono. Kasal pernah mendapatkan penghargaan bintang kehormatan Member Of A Knight Of The Order Of Australia dari Angkatan Laut Australia. 

"Hubungan itu juga terjadi pada level operasional, dimana saat personel HMAS Merville sakit ketika melintas di perairan Indonesia, TNI AL membantu proses evakuasi di perairan Bali untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit di Bali, sebelum personel tersebut Kembali ke Australia," ujarnya.

Dia menegaskan, latihan-latihan yang dilaksanakan dengan cara seperti ini, selain merupakan sarana diplomasi untuk menjaga stabilitas keamanan maritim di wilayah Indonesia, juga bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas prajurit TNI Angkatan Laut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya