Pertamina Lirik Bisnis Pembuatan Baterai Kendaraan Listrik

Pertamina.
Sumber :

VIVA Otomotif – Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara, yang memiliki cadangan sumber daya alam nikel terbesar di dunia. Bahan alam tersebut saat ini banyak dibutuhkan oleh perusahaan otomotif, untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan baterai.

Jegal Ford Ranger dan Toyota Hilux, BYD Ikut Persiapkan Pikap Listrik Berbasis Hybrid

PT Pertamina (Persero) mengaku tertarik untuk mengoptimalkan sumber daya alam itu, demi mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik di Tanah Air.

“Kami yakin dengan cadangan nikel di Indonesia, kami bisa memproduksi baterai dan meningkatkan penetrasi EV,” ujar Direktur Umum Pertamina, Nicke Widyawati melalui keterangan resmi, dikutip Selasa 24 Januari 2023.

Ada yang Aneh dengan Bocah Viral Tabrakkan Chery Omoda E5 di Dalam Mall

Menurut Nicke, Pertamina memiliki infrastruktur yang bisa dioptimalkan untuk penetrasi kendaraan listrik atau electric vehicle, serta memiliki data segmentasi karakteristik, mobilitas dan kemampuan membeli.

Selain itu, perusahaan pelat merah itu juga siap berkolaborasi dengan pihak lain dari berbagai negara, untuk mengembangkan baterai EV dan mengoptimalkan infrastruktur yang dimiliki.

Citroen Luncurkan Mobil SUV Terbaru di Indonesia, Harga Rp200 Jutaan

Komitmen ini sejalan dengan rekomendasi yang diajukan oleh Gugus Tugas Energi, Keberlanjutan dan Iklim B20, yang salah satunya mengajukan rekomendasi kebijakan untuk mempercepat pengembangan ekosistem EV.

“Kami mengusulkan beberapa rekomendasi kebijakan dan aksi kebijakan, terutama bagaimana mempercepat penetrasi EV di setiap negara,” tuturnya.

Untuk mempercepat penggunaan energi berkelanjutan, kata Widyawati, Pertamina menargetkan efisiensi energi, dengan elektrifikasi menjadi faktor penentu keberhasilan.

“Ada target efisiensi energi sisi permintaan, bagaimana mengelola efisiensi energi dari sisi permintaan, dan kami percaya elektrifikasi menjadi faktor kunci keberhasilan,” katanya.

Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia juga pernah mengatakan bahwa pengembangan ekosistem EV di Indonesia sudah dimulai dengan melibatkan perusahaan asing dan BUMN.

Setidaknya ada empat perusahaan yang memiliki rencana investasi di Indonesia untuk mendukung pengembangan EV, antara lain LG, CATL, Foxconn, dan BritishVolt.

Pemerintah sendiri menyambut baik investor yang serius datang ke Indonesia, dengan memberikan kemudahan fasilitas perizinan dan insentif pajak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya