Heboh Mobil Nasional, Kemenperin: Mau Seperti Malaysia?

Logo Esemka
Sumber :
  • viva.co.id/Dian Tami

VIVA.co.id – Industri otomotif Indonesia telah mencapai usia satu abad. Selama 100 tahun, sudah banyak produsen kendaraan bermotor yang memasarkan produknya di Tanah Air. Namun, hingga kini, gembar gembor pemerintah soal mobil nasional masih belum terlihat hasilnya.

Relaksasi PPnBM Berlaku, Gaikindo: Sehari 25 Unit Mobil Dipesan

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, tidak mudah untuk mengembangkan mobil nasional di Tanah Air.

Apalagi, kata dia, faktanya masyarakat Indonesia cenderung membeli mobil ke produsen yang sudah mapan dan punya nama.

Kemenperin Ungkap Stimulus Baru Industri Otomotif Hadapi COVID-19

"Kita mau bikin seperti Malaysia? Saya tanya sekarang, apakah program Proton itu berhasil? Berapa utang kerugian yang harus ditanggung perusahaan? Jadi, tidak mudah," kata Putu di Kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa 29 Agustus 2017.

Ia mengaku heran, saat ini, mobil nasional dijadikan alat panggung bagi sejumlah pihak. Padahal, ada industri lain di sektor otomotif yang bisa dikembangkan di dalam negeri, seperti sepeda motor, atau kendaraan bermotor lainnya.

Industri Otomotif Indonesia Sering Diterpa Badai

"Jadi, kita jangan membangkitkan kebangsaan dari otomotif saja. Otomotif ini seksi, semua orang ingin buat otomotif jadi panggung. Kenapa harus mobil nasional jadi panggung? Kenapa bukan motor nasional, traktor nasional?" tuturnya.

Yang dilakukan pemerintah melalui kementeriannya saat ini adalah mengembangkan industri komponen lokal untuk menciptakan kemandirian bangsa. Sehingga, nantinya mampu memproduksi kendaraan sendiri.

"Visi kami ke depan di industri otomotif, bagaimana menciptakan kemandirian industri komponen ini. Sehingga, mereka bisa menyediakan sendiri. Karena bagaimana juga, itu akan menciptakan merek sendiri," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya