Sumber :
- VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
- Melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang kini menyentuh di atas Rp14 ribu dipastikan akan berimbas terhadap sektor industri otomotif nasional.
Bagaimana tidak, sejumlah agen tunggal pemegeng merek (ATPM) banyak yang masih melakukan impor barang dalam bentuk utuh maupun pembelian bahan baku yang didatangkan dari luar negeri dengan pembayaran menggunakan dolar.
Baca Juga :
BI Ungkap Faktor Pemicu Penguatan Rupiah
Baca Juga :
Nasib Honda Mobilio yang Tak Laku di India
Wanita yang akrab disapa Amel itu juga menyatakan, meski bahan baku sudah naik, namun Daihatsu baru akan melakukan evaluasi dan ikut menaikan harga setelah tiga bulan berikutnya.
Amel juga menyatakan, untuk menaikkan harga dipastikan hal itu akan berimbas langsung pada beberapa vendor-vendor lokal yang menyuplai sejumlah suku cadang untuk membuat mobil Daihatsu.
“Jumlah Vendor untuk Daihatsu itu banyak, ada beberapa lapisannya, jadi mungkin mereka akan kena imbas,” ucapnya.
Amel sendiri mengutarakan jika kenaikan tersebut terjadi, maka untuk penjualan selama pameran GIIAS tidak berlaku. Sebab, di hajatan tahun ini, Daihatsu tak mematok target penjualan.
“Kita tidak menganggap
Exhibition
ini sebagai ajang jualan, namun yang paling penting adalah mengedukasi
brand
Daihatsu kepada masyarakat, menampilkan cara pelayanan kepada konsumen, serta memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa Daihatsu punya teknologi baru,” ungkap Amel.
“Kalau jualan itu cuma efek samping ini saja. Sama seperti tahun lalu kita tak pernah target penjualan selama pameran,“ kata dia lagi.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Wanita yang akrab disapa Amel itu juga menyatakan, meski bahan baku sudah naik, namun Daihatsu baru akan melakukan evaluasi dan ikut menaikan harga setelah tiga bulan berikutnya.