- blogotomotif.com
VIVA – Perkembangan teknologi sepeda motor saat ini sudah jauh lebih pesat, ketimbang beberapa tahun lalu. Contohnya, sistem pengereman antikunci dan kontrol traksi.
Tenaga yang dihasilkan mesin juga semakin besar, meski kapasitasnya hanya naik sedikit saja. Komponen dibuat dengan tingkat presisi tinggi, agar bisa bekerja dalam putaran yang sangat cepat.
Bertambahnya performa mesin menimbulkan efek samping, yakni panas yang dihasilkan menjadi lebih tinggi. Tak heran, jika kemudian banyak model motor yang dipasangi pendingin cairan.
Memanfaatkan radiator sebagai pelepas panas, cara kerja sistem pendingin cair pada sepeda motor tidak berbeda dengan yang ada di mobil. Hanya saja, ukurannya jauh lebih kecil.
Penyematan radiator sudah lama dilakukan pada kuda besi yang mengusung konsep sport. Lalu, beberapa model motor bebek underbone juga memakai fitur serupa.
Pada 2006, Honda menghadirkan skuter matik Vario dengan pendingin radiator. Saat ini, rata-rata motor yang dibekali mesin 150cc disematkan kemampuan tersebut.
Sama seperti komponen lain, radiator juga memerlukan perawatan. Cairan di dalamnya perlu diperiksa secara berkala, apakah jumlahnya masih mencukupi dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Jika mulai berkurang, maka pemilik kendaraan disarankan segera menambahkan cairan tersebut, agar kondisi motor tetap prima dan siap digunakan kapan saja dibutuhkan.
Lantas, bisakah diisi dengan air keran? Dilansir VIVA Otomotif dari laman Komunitas Honda, Rabu 11 November 2020, hal itu tidak disarankan untuk dilakukan, karena bisa menimbulkan kerusakan.
Alasannya, air keran mengandung berbagai macam mineral, yang beberapa bisa menyebabkan timbulnya korosi di dalam radiator. Jadi, gunakan cairan khusus yang disediakan di diler resmi dengan harga sekitar Rp20 ribu.
Baca juga: Moge Tabrak Anak Kecil Naik Sepeda Bikin Netizen Naik Pitam
