Mengapa Cairan Rem Kendaraan Perlu Diganti Berkala? Ini Alasannya
- Dok: Autochem
Jakarta, 13 Desember 2023 - Cairan rem merupakan salah satu faktor vital rangkaian proses kerja sistem pengereman kendaraan bermotor. Jika kondisinya tidak prima, dapat menyebabkan rem blong.
"Cairan rem punya sifat menyerap air, sehingga perlu diganti secara berkala. Jika cairan rem tercampur air sebanyak 3 persen saja, akan menurunkan titik didih hingga lebih dari 100 derajat Celcius,” ujar Manager Promosi PT Autochem Industry, Dhany Ekasaputra, dikutip VIVA Otomotif dari keterangan resmi.
Titik didih cairan rem yang normal adalah 265 derajat Celcius. Namun, jika terkontaminasi air sebanyak 3 persen, titik didihnya akan turun menjadi 155 derajat Celcius.
Jika titik didih cairan rem terlewati, tekanan yang menuju piston di kaliper rem sulit terjadi akibat hadirnya gelembung udara sebagai tanda mulai mendidihnya cairan pada sistem rem.
Dhany menuturkan, bahwa untuk iklim di Indonesia kontaminasi air tiga persen itu bisa tercapai dalam waktu satu tahun atau 20.000 kilometer. Oleh karena itu, pemilik kendaraan perlu mengganti cairan rem secara berkala, terutama jika sudah berwarna gelap.
"Kondisi cairan rem yang ideal adalah berwarna bening dan tidak ada kandungan air. Kondisi cairan rem yang berwarna gelap menandakan adanya kandungan air di dalamnya,” tuturnya.
Selain berwarna gelap, tanda lain yang menunjukkan bahwa cairan rem perlu diganti adalah jika ketinggian cairan rem di tabung reservoir sudah berada di bawah batas minimum.
Dhany menjelaskan, bahwa pemilik kendaraan juga perlu memperhatikan penggunaan cairan rem demi keamanan saat berada di jalan. Salah satu contohnya, yakni tidak memakai kembali cairan yang sudah dibuka kemasannya.
"Cairan rem sebaiknya tidak digunakan kembali ketika segelnya telah dibuka. Hal ini disebabkan bahwa performa cairan rem akan turun setelah segel dibuka, akibat bersinggungan dengan kelembapan udara,” jelasnya.