Sumber :
- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews
- Pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam waktu dekat. Dengan begitu diharapkan para pemilik kendaraan bermotor khususnya mobil bisa beralih ke Pertamax.
Selama ini banyak pemilik mobil memilih untuk mengisi kendaraan mereka dengan BBM subsidi, lantaran harganya lebih murah. Padahal, mobil keluaran baru sudah tidak dianjurkan lagi menggunakan premium.
Baca Juga :
Terpopuler: Gempa Garut, Dewas Bongkar Perilaku Wakil Ketua KPK, Keluarga Polisi ke Jakarta
Menurut Kepala Bengkel Plaza Toyota, Parman Suanda, oktan di BBM adalah angka yang menunjukkan berapa besar tekanan maksimum yang bisa diberikan di dalam mesin, sebelum bensin terbakar secara spontan.
Di dalam mesin, campuran bensin dan udara (berbentuk gas) bisa terbakar sendiri secara spontan sebelum terkena percikan api dari busi.
Jadi, kata dia, semakin kecil angka oktannya, semakin lama bensin itu terbakar spontan. Pembakaran yang tidak spontan ini yang menimbulkan gejala ngelitik atau
knocking
di dalam mesin.
Begitu sebaliknya, jika nilai oktan semakin tinggi pembakaran akan bisa lebih sempurna. Karena bahan bakar bisa dimampatkan hingga tekanan paling tinggi sebelum diledakkan api dari busi.
Ia menambahkan, jika penggunaan kadar oktan tidak sesuai dilakukan terus menerus maka dapat menyebabkan piston menjadi bolong karena mesin selalu menghadapi masalah
knocking
setiap kali mesin mobil bekerja. Terlebih ketika mobil dipaksa berakselerasi untuk mendahului kendaraan lain, dan sering digunakan untuk penjalanan jarak jauh.
Biasanya efek buruk itu akan terlihat dalam jangka panjang. Mulai dari tenaga kurang, terbentuknya kerak di ruang bakar, hingga kerusakan di bagian katup. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Di dalam mesin, campuran bensin dan udara (berbentuk gas) bisa terbakar sendiri secara spontan sebelum terkena percikan api dari busi.