Survei Indikator: PDIP Masih Jadi Parpol Peraih Suara Terbanyak 2019

Survei Indikator terkait Pemilu 2019
Sumber :
  • Ridho Permana/VIVA

VIVA – Pemilihan Umum 2019 tinggal tiga bulan lagi, beberapa lembaga survei merilis hasil surveinya. Salah satunya, Indikator Politik Indonesia.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Indikator menyelenggarakan survei selama 16-26 Desember 2018, dengan responden sebanyak 1.220 yang tersebar di seluruh Indonesia. Sementara itu, margin of error +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Peneliti senior Indikator, Rizka Halida mengatakan, populasi surveinya seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun lebih.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

"Dari populasi itu, dipilih secara random (multistage random sampling). Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang terlatih," kata Rizka acara rilis survei nasional dengan tema Split Ticket Voting di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu 22 Januari 2019.

Split-ticket voting sendiri merupakan perilaku pemilih memberikan suara kepada paslon yang berbeda dari yang dicalonkan oleh partai politik yang ia dukung. Perilaku ini berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan partai politik (parpol), yakni pemilih setia mendukung pasangan calon yang sejalan dengan parpol yang ia pilih.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Dijelaskan Rizka, dari surveinya, PDI Perjuangan masih menjadi partai politik yang mendapat suara terbanyak sesuai split-ticket voting. Pertanyaannya, jika pemilihan anggota DPR diadakan sekarang ini, partai atau calon dari mana yang akan ibu atau bapak pilih?

"Dari survei kami, PDI Perjuangan masih memimpin di antara partai lain. PDI-P memperoleh 21,6 persen. Kemudian, posisi kedua ada Gerindra 12,2 persen, Golkar 10,7 persen, PKB 9,3 persen, Demokrat 6,3 persen, Nasdem 5,3 persen, PKS 4,2 persen, PPP 4 persen, Perindo 3,4 persen, dan PAN 2,7 persen. Partai lain masih rendah dukungan dan 16,5 persen belum tentukan pilihan," ungkapnya.

Rizka menambahkan, secara total, sekitar 56,2 persen pemilih merupakan basis koalisi partai pengusung dan pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Sementara itu, 26,2 persen perolehan basis koalisi pengusung dan pendukung Prabowo-Sandi.

"Ya, secara total pemilih, merupakan basis koalisi pengusung kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden. Selebihnya, merupakan kelompok non partisan dan basis partai di luar koalisi pengusung dan pendukung," tuturnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya