Wiranto: Pemilu 2019 Memilih Pemimpin Bukan Mengadu Pemimpin

Menko Polhukam Wiranto.
Sumber :
  • VIVA/ Bayu Januar.

VIVA - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, memimpin apel kesiapan TNI-Polri dan komponen bangsa lainnya dalam rangka pengamanan Pileg dan Pilpres 2019. Dalam sambutannya, Wiranto menyebut bahwa Pemilu 2019 merupakan pesta demokrasi yang akan menjadi tonggak sejarah Indonesia. Sebab, dalam Pemilu kali ini masyarakat akan memilih lima jenis pemilihan dalam waktu bersamaan.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Bahkan, kata Wiranto, Pemilu 2019 kelak akan menjadi sorotan dunia internasional terkait apakah bangsa Indonesia mampu melaksanakan konsolidasi polituk dengan demokratis dan berintegritas.

"Pemilu serentak kali ini akan menjadi warisan kebanggaan sekaligus menjadi sorotan dunia internasional terkait apakah bangsa Indonesia mampu melaksanakan konsolidasi politik dengan demokratis dan berintegritas dalam rangka memilih pemimpin nasionalnya," kata Wiranto di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 22 Maret 2019.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

Menurutnya, sukses atau tidaknya Pemilu 2019 sangat tergantung kepada semua pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak. Tidak hanya partai politik dan masyarakat yang dituntut untuk taat dan patuh pada berbagai ketentuan. Namun, penyelenggara pemilu seperti KPU, Bawaslu dan DKPP harus objektif dan transparan.

"Tidak ketinggalan tentunya fungsi dan peran TNI Polri yang berada di luar lingkup penyelenggara pemilu, akan sangat menentukan suksesnya  keberlangsungan pemilu yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil," katanya.

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Mantan Panglima ABRI ini pun menuturkan Pemilu 2019 merupakan kesempatan berharga bagi rakyat Indonesia untuk memilih calon anggota legislatif yang akan  memperjuangkan aspirasi rakyat. Selain itu, Pemilu 2019 juga harus dimanfaatkan rakyat untuk memilih pemimpin nasional.

Melihat konteks pelaksanaan pemilu tersebut, kata Wiranto, sedapat mungkin opini masyarakat semua diarahkan bahwa ajang ini bukanlah untuk membenturkan satu pihak dengan pihak yang lain atau ajang konflik antara kubu yang satu dengan kubu yang lain.

"Namun sejatinya Pemilu Serentak Tahun 2019 memilih pemimpin dan bukan mengadu pemimpin. Momen ini harus menjadi ajang unjuk kompetensi, program dan kapabilitas untuk mendapatkan kepercayaan rakyat yang akan memilihnya menjadi pemimpin nasional," ujar Wiranto. (hty)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya