Logo BBC

Jumlah Caleg Perempuan Bertambah, tapi Mengapa Kuota Belum Tercapai?

Warga mengikuti kampanye dialogis calon anggota legislatif (celeg) dari salah satu dari empat partai lokal (Parlok) Aceh di Desa Ilie Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (23/2/2019). - ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Warga mengikuti kampanye dialogis calon anggota legislatif (celeg) dari salah satu dari empat partai lokal (Parlok) Aceh di Desa Ilie Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (23/2/2019). - ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Sumber :
  • bbc

Masuknya Nadhila ke politik, tanpa kesengajaan. Oleh seorang teman di bagian Litbang PKB, ia didorong mengajukan diri menjadi caleg dengan alasan muda dan punya latar belakang pendidikan di bidang politik.

Mulanya ia ragu, apalagi ibunya tak setuju. Tapi karena tawaran itu terdengar sejalan dengan idealismenya ketika kuliah, ia mengiyakan.

"Pemikiran politik yang memengaruhi saya ada satu frasa, the personal is political . Jadi keadaan keluarga kita mencerminkan keadaan sosial di luarnya," ucapnya dengan terbata-bata.

"Dari situ saya mikir, gimanapun kita harus memperjuangkan politik di ranah formal."

Nadhila sadar, ia masih terlalu hijau terjun ke politik. Tak ada pula latihan untuk caleg dari partai. Baginya maju menjadi caleg adalah pengalaman sekaligus tempat belajar.

Kekurangsiapan itu pula yang membuatnya stres ketika kampanye ke kampung-kampung sejak November lalu.

"Ketika saya turun keadaannya lebih buruk dari yang saya pikirkan. Waktu itu saya stres, tapi saya pikir kalau mau memperjuangkan rakyat ya berarti harus gigih," kata caleg nomor urut 6 ini.

Sejauh ini, modal kampanye Nadhila disokong keluarga. Meski tak mau menyebutkan angka, ia mengatakan di kisaran ratusan juta. Di Jakarta, ia menyambangi rumah-rumah warga sementara pemilih di luar negeri dilakukan lewat media sosial.