Ma'ruf Amin Anggap Jokowi Wujudkan Reformasi yang Lebih Substantif

Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin saat mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu, 13 April 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan bahwa Indonesia sudah melewati 21 tahun reformasi sejak 1998. Namun sebagian besar masa setelah reformasi itu ialah reformasi struktural, seperti reformasi politik dan pemerintahan.

3 Jenderal Termuda di TNI Angkatan Darat, Ada yang Jadi Perisai Hidup Presiden Jokowi

Reformasi yang lebih penting dari itu, menurut Ma'ruf, ialah pembangunan ekonomi untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Semua itu dilakukan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak tahun 2014, terutama membangun infrastruktur untuk menyokong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

"Reformasi yang substantif sejak 2014, karena Jokowi-JK telah melakukan banyak hal: membangun infrastruktur, kebijakan investasi sehingga Indonesia mendapatkan predikat investment grade; di bidang sosial dengan mengembangkan jaminan sosial dalam bentuk bantuan sosial," katanya dalam debat kelima dua pasangan calon presiden dan wakil presiden di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu malam, 13 April 2019.

Erick Thohir Beberkan 'Kunci Sukses' Timnas Indonesia ke Media Asing

Tetapi, menurut Ma'ruf, pekerjaan Jokowi belumlah selesai, karena masih membangun fondasi perekonomian. Dia bersiap mendampingi Jokowi untuk meneruskan pekerjaan besar itu.

"Kami akan melakukannya dengan baik, karena kami yakin kami bisa, karena kami mengerti kondisi bangsa ini. Kami kuat dan juga bisa dipercaya, karena kami juga berpengalaman," katanya.

PM Singapura akan Temui Jokowi Pekan Depan, Bahas Energi Hingga IKN

Jokowi mengamini pernyataan Ma'ruf. Tetapi dia memberikan penekanan khusus terhadap optimisme kemajuan dan kesejahteraan Indonesia. Secara umum, dia mengklaim, pemerintahannya selama 4,5 tahun terakhir cukup berhasil memastikan inflasi terjaga, pengangguran rendah dan tingkat kemiskinan satu digit.

Masa depan, Jokowi mengingatkan, tentu tidak akan mudah. Namun bangsa Indonesia tidak boleh pesimistis atau takut menghadapi masa depan. "Jangan sampai kesulitan membuat kita takut, tapi ketakutan yang bikin kita sulit."

"Jadi," kata Jokowi, "kita harus optimis, jangan pesimis. Ajak saudara-saudara kita, tetangga kita, kawan kita; berbondong-bondong ke TPS pada 17 April, untuk menggunakan hak pilih kita. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya