Banyak Petugas Pemilu Jadi Korban, Kesalahan Kolektif Pembuat UU

Petugas KPPS di Malang diperiksa kondisi kesehatannya beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Ketua Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mendesak Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat mengevaluasi Undang-Undang Pemilu menyusul banyak kasus petugas penyelenggara pemilu meninggal dunia dan sakit akibat kelelahan.

Ketua KPU Minta Maaf kepada KPPS karena Negara Belum Mampu Belikan HP

Di Jawa Barat saja, kata Dedi, tercatat 43 petugas pemilu—Panitia Pemungutan Suara atau Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara—meninggal dunia gara-gara kelelahan. Rata-rata mereka bekerja melebihi batas waktu normal karena, di antaranya pemilu legislatif dan pemilu presiden digelar serentak.

“KPU tidak bersalah. KPU hanya menjalankan Undang-Undang. UU Pemilu-lah yang tidak representatif dan menyebabkan keluhan masyarakat,” ujar Dedi di Bandung, Selasa, 23 April 2019.

Tahapan Pilkada Jakarta 2024: Pendaftaran Paslon Dibuka 27 Agustus

Petugas penyelenggara pemilu harus bekerja sebelum, saat, dan sesudah pemungutan suara. Beban kerja mereka bertambah banyak karena lebih banyak yang harus dihitung: perolehan suara pemilu presiden, pemilu DPR RI, DPRD provinsi dan kota/kabupaten, dan DPD.

“Waktu perhitungan lebih lama dan melelahkan, karena perhitungan dilakukan pada saat bersamaan. Jadi ini kesalahan kolektif dari penyusun undang-undang, mulai partai politik dan pemerintah,” katanya.

KPU Lapor DPR Ada 181 Anggota PPK, PPS dan KPPS Meninggal Dunia Selama Pemilu 2024

Golkar, katanya, mengusulkan pemilu presiden dan pemilu legislatif digelar terpisah. Begitu pula dengan pemilihan kepala daerah. Pemerintah dan DPR harus segera merumuskan ulang Undang-Undang Pemilu yang lebih baik.

Komisi Pemilihan Umum Jawa Barat mencatat 43 petugas KPPS meninggal dunia berdasarkan data yang dimutakhirkan per Rabu, 24 April 2019. Rata-rata akibat kelelahan sebagian yang lain memang memiliki riwayat penyakit, seperti gangguan jantung, asma, dan lain-lain.

“Jadi memang ada yang karena kelelahan, ada yang punya riwayat penyakit sebelumnya: penyakit jantung, penyakit asma,” kata Komisioner Divisi SDM dan Litbang KPU Jawa Barat, Undang Suryatna, kepada VIVA.

Menurutnya, tugas KPPS di 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat mendapat tugas berat dibandingkan pemilu sebelumnya. Bahkan, tak sedikit petugas yang meninggal gara-gara stres akibat beban tugas dan kategori umur lebih dari 40 tahun.

“Ada riwayat penyakit, kemudian ditambah dengan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi, perhatian dan tenaga, mungkin juga stres karena tekanan-tekanan yang kita lihat bahwa tugas KPPS kali ini cukup berat,” lanjut dia. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya