- AP Photo/Daniel Ochoa de Olza
VIVAnews - Pecahnya kekompakan timnas Prancis usai pemecatan Nicolas Anelka terus mengundang perhatian. Keprihatinan juga datang dari lawan-lawan tim yang dinahkodai Raymond Domenech ini.
Bagaimana tanggapan para pelatih kondang? Pelatih Swiss Ottmar Hitzfeld punya solusi sama bagi 'pemberontak' dalam tim. 'Depak pemberontak dalam tim' menjadi pilihan pelatih 61 tahun ini.
"Saya akan mengatakan kepada pemain, selamat tinggal. Namun sejauh ini, kasus seperti itu tak pernah terjadi dengan saya," ujar Ottmar Hitzfeld kepada AFP, Senin 21 Juni 2010.
"Seorang pelatih dan pemainnya harus mengambil bagian yang sama. Jika tidak selamat tinggal," lanjut pelatih yang sukses meraih trofi Liga Champions dengan dua klub berbeda ini.
Senada dengan Hitzfeld, pelatih tim nasional Spanyol Vicente del Bosque juga tak sependapat jika seorang pemain menentang keputusan atau saran dari sang pelatih.
Menariknya, Del Bosque juga pernah bersitegang dengan Anelka saat keduanya menjadi bagian dari Real Madrid.
"Ketika seorang pemain memberontak melawan pelatihnya, saya tidak percaya itu akan memperlihatkan sepakbola yang cemerlang," ujar Del Bosque.
"Kami, pemain dan pelatih adalah keluarga sepakbola dan kami harus menggambarkan pertandingan dengan cara terbaik. Saya ikut sedih ini harus terjadi," lanjutnya.
Del Bosque menghukum Anelka pada musim 1999/2000 selama 45 hari setelah sang striker menolak latihan. Tak hanya itu, saat itu Anelka juga dikenai denda manajemen Madrid.
Kondisi Prancis kini tengah carut marut. Setelah Nicolas Anelka didepak Federasi Sepakbola Prancis (FFF), seluruh tim kini mogok latihan sebagai bentuk protes dari pemulangan Anelka.