Kemendagri Rilis 3 Indikator Suksesnya Pilkada Serentak 2020

Ilustrasi Pilkada
Sumber :
  • vstory

VIVA – Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Muhammad Hudori menyatakan, Pilkada Serentak 2020 perlu dilaksanakan. Walaupun saat ini masih pandemi COVID-19.

Pencoblosan akan digelar secara serentak pada 9 Desember 2020. Pilkada, menurutnya, bisa menjadi instrumen untuk memerangi COVID-19 dan dampak sosial ekonominya. 

Pilkada, sambungnya, juga dapat membantu mengurangi banyaknya pemerintah daerah yang dijabat oleh pelaksana tugas (Plt) atau penjabat sementara (Pjs) akibat kekosongan kepala daerah.

"Sebagaimana kita ketahui ada 738 pasangan calon yang memenuhi syarat," kata Hudori, Senin, 9 November 2020.

Baca juga: Ancaman Jumlah Golput Tinggi, KPU Depok Jadi Sorotan

Hudori juga menyampaikan tiga indikator kesuksesan Pilkada Serentak 2020 di masa pandemi ini, yaitu kualitas pilkada melalui peningkatan partisipasi publik, konsep tunggal pasangan calon, dan terutama keselamatan masyarakat saat pilkada berlangsung.

"Pertama adalah meningkatnya partisipasi publik, artinya mudah-mudahan ini akan meningkat. Kemudian, biasanya calon memiliki konsep dan gagasan untuk mengatasi masalah COVID-19 dan dampaknya. Ketiga, keselamatan masyarakat terjamin, artinya tidak terjadi atau minim terjadi penularan COVID-19," katanya.

Untuk itu, Hudori menyampaikan bahwa Kemendagri telah mengeluarkan surat kepada daerah-daerah. Surat berisi instruksi untuk melakukan peningkatan kedisiplinan dan protokol kesehatan di daerah yang melaksanakan pilkada.

WHO Cabut Status Darurat COVID-19, Kemenkes: Bukan Berarti Pandemi Berakhir

"Penekanan kami, yang pertama mendorong paslon agar menyiapkan bahan kampanye berupa masker, sarung tangan, hand sanitizer, sabun cuci tangan, tentu dengan gambar dan nomor urut paslon," katanya. 

Kedua, lanjut dia, perlu ada komitmen dan integritas dari para pasangan calon dalam mematuhi kode etik pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 agar tercipta suasana yang kondusif. 

Status Kedaruratan COVID-19 Dicabut, Kementerian Kesehatan Ajak WHO Diskusi

"Ketiga, para paslon beserta seluruh elemen masyarakat ini menyatukan pikiran dan tindakan daerah guna pelaksanaan pilkada yang aman sesuai dengan protokol kesehatan," katanya.

Karya Priyo Widiyanto, pemakaman penderita Covid-19 di Indonesia

Pandemi COVID-19 Sebabkan Penurunan Angka Harapan Hidup hingga 9 Bulan

Bagi perempuan, angka harapan hidup turun dibandingkan angka yang sama pada tahun 2010 hingga 2012. Angka harapan hidup laki-laki berada pada titik terendah di 2009-2011.

img_title
VIVA.co.id
12 Januari 2024